Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan masyarakat agar tetap menjalani protokol kesehatan nasional dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona atau covid-19 saat libur panjang akhir tahun. Pasalnya, hal ini akan berpengaruh pada kebijakan rem dan gas aktivitas ekonomi.
Ani, sapaan akrabnya, mengingatkan pentingnya protokol kesehatan saat libur panjang karena momen itu berisiko tinggi penyebaran virus. Ketika liburan, masyarakat mungkin lupa untuk tetap menjalani protokol kesehatan.
"Untuk Indonesia, kita perlu mewaspadai pada akhir tahun ini karena kegiatan-kegiatan masyarakat meningkat akibat adanya libur panjang. Kemarin kita juga punya Pilkada," ujar Ani di Bisnis Indonesia Award 2020, Senin (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bendahara negara tak ingin masyarakat lupa menjalani protokol kesehatan karena akan berdampak pada penambahan kasus baru. Saat kasus bertambah, pemerintah mau tidak mau harus menginjak rem akitivitas ekonomi lagi. Hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
"Kita harus betul-betul menjaga agar jangan sampai rem harus diinjak lagi hanya karena covid mengalami eskalasi yang meningkat secara pesat," katanya.
Sebelumnya, pemerintah sudah menetapkan libur cuti bersama akhir tahun mulai 28-30 Desember 2020. Namun, keputusan ini tiba-tiba dibatalkan.
Saat ini, libur akhir tahun hanya berlaku pada 24 Desember sebagai cuti bersama Natal dan 25 Desember sebagai hari perayaan Natal. Lalu, libur akan diberikan lagi pada 31 Desember sebagai libur pengganti Idul Fitri 2020 dan 1 Januari 2021 sebagai libur tahun baru.
Di sisi lain, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga mengingatkan masyarakat agar tidak pernah meremehkan covid-19. Sebab, saat ini seluruh penjuru dunia masih terus berjuang menangani pandemi.
Bahkan, negara-negara maju pun masih berjuang keras menghadapi gelombang kedua penyebaran covid-19, seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan negara-negara di kawasan Eropa lainnya. Tak hanya menghadapi lonjakan kasus baru, mereka juga mau tidak mau sudah menginjak rem berupa lockdown untuk mencegah penyebaran virus.
"Di berbagai belahan dunia masih terjadi lonjakan covid yang signifikan, ini menunjukkan covid tidak boleh di-underestimate. Negara paling maju, disiplin, dan memiliki sistem kesehatan yang kaut pun harus melakukan langkah yang luar biasa, seperti Tokyo, Jepang, Korea Selatan, semuanya tengah menanggulangi kemungkinan gelombang kedua," tuturnya.
Sebagai informasi, jumlah kasus covid-19 di dunia sudah mencapai 70,46 juta per hari ini. Sementara, di Indonesia, jumlah kasus mencapai 617 ribu.