Pandemi, Pengusaha Ramai-ramai Hijrah ke Pasar Digital

CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2020 20:15 WIB
Pengusaha ritel menilai penjualan daring menjadi sebuah keniscayaan di tengah pandemi dan dukungan transformasi digital.
Pengusaha ritel menilai penjualan daring menjadi sebuah keniscayaan di tengah pandemi dan dukungan transformasi digital. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandemi covid-19 mengubah model bisnis usaha yang selama ini mengandalkan penjualan dari gerai fisik. Tak mau digerus tren, pengusaha ramai-ramai hijrah ke memanfaatkan e-commerce.

Penjualan beras Perum Bulog, misalnya, mulai menjajal penjualan daring.

Wakil Direktur Utama Perum Bulog Gatot Trihargo mengungkapkan selama pandemi banyak masyarakat yang tak berani keluar rumah. Padahal, masalah perut tak bisa tahan. Untuk memudahkan akses masyarakat ke bahan makanan pokok, ia bilang Bulog telah menjual lewat marketplace.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, penjualan daring Bulog sudah tersedia di 7 kota. Sebanyak 5 di antaranya ada di Pulau Jawa, dan dua lainnya ada di Medan dan Makassar. Mendapat respons yang baik, tahun depan Bulog kan membuka toko online di 19 kota lainnya di seluruh Indonesia.

Ditopang oleh penjualan e-commerce, ia menargetkan penjualan mampu tumbuh hingga 68 persen pada 2021.

"Saat pandemi orang tidak berani keluar dari rumah, kami punya sembako yang bermanfaat untuk mereka, krna itu kami upayakan bagaimana menjual melalui e-commerce, ternyata respons mereka sangat bagus," jelasnya pada IDX Channel Economic Outlook 2021, Rabu (16/12).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menyebut perpindahan penjualan dari fisik ke daring (online) merupakan keniscayaan. Tak heran, ia bilang sejumlah anggota Aprindo telah 'meletakkan' tokonya di marketplace .

"Pertumbuhan e-commerce signifikan, sesuai dengan adanya dukungan dan transformasi digital di Indonesia dan seluruh dunia," katanya.

Hadir di kesempatan sama, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menyebut pandemi memang 'memaksa' berbagai usaha untuk pindah ke e-commerce.

Kendati demikian, Rachmat melihat masih banyak yang harus dibenahi mengingat masih mudanya jaringan e-commerce di Indonesia. Mulai dari regulasi yang melindungi pembeli, perbaikan infrastruktur penunjang pengiriman paket, hingga sinyal internet yang belum merata.

"Pemerintah sudah sangat baik sekali ingin melihat industri maju, komunikasi lancar tapi kalau ideal tentu masih harus terus usaha, masih banyak tantangan di sisi infrastruktur, sinyal yang belum merata dan sebagainya," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER