Menteri BUMN Erick Thohir mengakui jika dampak pandemi covid-19 terhadap kinerja pelat merah sangat berat. Bahkan, ia menyebut 90 persen BUMN kinerjanya terkena imbas penyebaran virus corona.
"Kami juga sama dengan dunia usaha, swasta, dan lain-lain, kondisi BUMN itu tentu amat sangat berat, 90 persen BUMN terdampak. Hanya telekomunikasi dan Himbara yang mungkin dalam posisi sustain, tapi mayoritas dalam kondisi yang sangat berat," ujarnya dalam acara BUMN Digital, Rabu (16/12).
Menyikapi kondisi tersebut, lanjutnya, Kementerian BUMN mengubah strategi besar sampai 2021 mendatang. Erick menyatakan hingga tahun depan perusahaan pelat merah bakal memegang strategi bertahan (survival) dari pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu kami review kembali strategi besar, yang kami namakan sampai 2021 ini survival. Kami lindungi BUMN strategis terhadap dampak covid-19," tuturnya.
Namun, Erick memastikan Kementerian BUMN tetap akan melanjutkan restrukturisasi BUMN. Proses restrukturisasi ini dilakukan dengan memperbaiki portfolio, konsolidasi, simplifikasi, dan sebagainya.
Tak kalah pentingnya, ia menekankan kepada seluruh direksi BUMN mengenai perubahan model bisnis dengan munculnya covid-19 ini. Ia meminta seluruh bos BUMN mulai mempelajari inovasi dan model bisnis baru.
"Lalu 2024 kami harapkan transformasi sudah terjadi, inovasi terjadi, kami juga membuat ekosistem yg baik dengan semua. Karena kita tak mau BUMN jadi menara gading. Kami harus kerja sama dengan UMKM, swasta, pemda, masyarakat, ini yang kami harapkan dapat membangun ekosistem," tuturnya.