Sekretaris Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan pembangunan proyek pipa gas transmisi ruas Cirebon-Semarang (Cisem) diusulkan menggunakan dana APBN.
Usulan tersebut dimunculkan menyusul pengembalian konsesi ruas transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) oleh PT Rekayasa Industri kepada BPH Migas pada 2 Oktober 2020.
Selain ruas Cisem, ruas lain yang diusulkan untuk dibangun menggunakan dana APBN adalah ruas yang berada di kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi yang kami usulkan untuk Cirebon-Semarang dan Sei Mangkei-Dumai pakai APBN, total biayanya itu Rp8 triliun," ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ), Kamis (17/12).
Menurut Djoko, pembangunan pipa transmisi di kedua ruas tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan infrastruktur yang dapat menggenjot sektor industri.
"Kalau pipa sudah ada, kan ada pipa distribusi, itu bisa kita lelang. Industri sepanjang pipa itu juga bisa tumbuh karena untuk jargas kan kita pakai infrastruktur APBN," ucapnya.
Selain itu, pembangunan pipa juga diperlukan mengingat pasokan gas dalam negeri yang melimpah dan belum terdistribusikan.
Di sisi lain, pemerintah memasuki tahapan transisi energi dan mulai beranjak ke energi fosil yang lebih ramah seperti gas. Sehingga, tutur Djoko, dalam hal ini kesiapan infrastruktur menjadi faktor penting.
"Kita ingin menggunakan energi fosil yang lebih bersih yaitu gas, tapi problemnya infrastruktur. Mahal memang infrastruktur. Tapi supaya masyarakat bisa membeli gas lebih murah dari elpiji kan ada jargas," tuturnya.
Di luar pembangunan pipa, PGN sendiri rencananya membangun mini-mini LNG baik untuk kapal maupun kereta. "Cuma problemnya kalau kapal dan kereta berbahan solar diganti gas nanti kita kelebihan solar. Ada B30, kan," tandasnya.