3. Juliari Batubara
Senasib dengan Edhy, Juliari juga ditetapkan tersangka kasus korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh KPK. Kasusnya mencuat tak lama setelah penangkapan Edhy.
Juliari sempat memaparkan realisasi penyaluran bansos di Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp112,72 triliun per 3 November 2020. Angkanya baru 87,44 persen dari total alokasi dana sebesar Rp128,92 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas dana itu disalurkan lewat program sembako sebesar Rp37,31 triliun. Jumlahnya setara dengan 86 persen dari target yang sebesar Rp43,12 triliun.
Selanjutnya, pemerintah juga menyalurkan dana sebesar Rp36,71 triliun lewat program keluarga harapan (PKH), bansos tunai sebesar Rp25,86 triliun.
Kemudian, bansos sembako Jabodetabek Rp5,65 triliun, bansos tunai bagi keluarga penerima manfaat (KPM) sembako non PKH sebesar Rp4,5 triliun, dan bansos beras sebesar Rp3,29 triliun.
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi penerima bansos dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp217,16 triliun per 14 Desember 2020. Realisasinya mencapai 94,33 persen dari pagu Rp230,21 triliun.
Bansos itu diberikan untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdaftar sebagai peserta program keluarga harapan (PKH), 10 juta KPM dalam bentuk beras, 1,9 juta KPM dalam bentuk bantuan sembako Jabodetabek, dan 9,2 juta KPM dalam bentuk bantuan sembako non Jabodetabek.
Lalu, 12,4 juta pekerja lewat bantuan subsidi upah, 19,4 juta KPM dalam bentuk kartu sembako, 9 juta KPM lewat bantuan tunai sembako non PKH, dan 5,6 juta peserta kartu prakerja.
Kemudian, sebanyak 31,6 juta pelanggan rumah tangga serta UMKM yang mendapat diskon dan gratis listrik, 8 juta penerima BLT dana desa, 16,14 juta siswa lewat kartu Indonesia pintar (KIP), dan 44,3 juta siswa penerima subsidi kuota internet.
4. Wishnutama
Sektor pariwisata bisa dibilang mencatatkan kinerja buruk sejak awal 2020. Hal ini lantaran pandemi covid-19.
Pandemi membuat banyak negara membatasi pergerakan di ruang publik dan memberlakukan kebijakan lockdown. Beberapa tempat pariwisata pun ditutup sementara demi mencegah penularan covid-19.
Alhasil, data BPS menunjukkan Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia cuma 158,19 ribu kunjungan pada Oktober 2020. Angkanya turun 88,25 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2019.
Secara kumulatif Januari-Oktober 2020, jumlah kunjungan wisman sebanyak 3,72 juta kunjungan. Angka itu berkurang 72,35 persen dibandingkan kunjungan wisman pada periode yang sama tahun berjumlah 13,45 juta kunjungan.
Sebelumnya, Wishnutama memproyeksi penerimaan devisa dari sektor pariwisata tahun ini anjlok 50 persen atau US$10 miliar dari posisi 2019 sebesar US$20 miliar. Hal ini terjadi karena industri pariwisata melempem akibat penyebaran virus corona.
Namun, pada 17 Desember 2020 lalu, ia mengatakan pelaku sektor pariwisata masih memiliki peluang menggenjot wisata domestik. Sebab, ia mengungkapkan sekitar 6 juta hingga 7 juta orang Indonesia melancong ke luar negeri tahun lalu.
Jutaan orang tersebut menghasilkan 303 juta perjalanan ke luar negeri dengan dampak perekonomian mencapai Rp300 triliun. Dengan pembatasan perjalanan wisata ke luar negeri, ia menilai potensi tersebut sebagai peluang besar pelaku sektor pariwisata dalam negeri.
(aud/bir)