Rui Mustika Dasilva Tavares (48), warga asal Kabupaten Belu yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) menceritakan bagaimana program itu membantu perawatan isterinya.
Ditemui di kediamannya di Desa Tohe, Kabupaten Belu, Rui bersedia berbagi cerita ketika menggunakan KIS untuk berobat, terutama ketika almarhumah istrinya sakit dan harus dirawat di rumah sakit selama 21 hari.
"Almarhumah istri saya dirawat di rumah sakit karena sakit tuberkulosis. Awalnya seperti ada benjolan di bagian tenggorokan, kemudian sering batuk-batuk. Batuk-batuknya ini sudah sejak bulan Juni sampai tidak bisa menelan makanan. Kami membawanya ke Puskesmas Haekesak terlebih dahulu. Setelah itu, kami mendapat rujukan untuk ke RSUD," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang bekerja sebagai petani itu mengungkapkan selama almarhumah istrinya dirawat di rumah sakit pada Agustus sampai September lalu, tidak mengeluarkan biaya sepeser pun selama mengikuti prosedur yang berlaku.
Ia pun sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan karena sudah membantu dirinya dan keluarganya. Walaupun mendapatkan perawatan, namun akhirnya sang istri meninggal dunia pada 26 September lalu.
"Menurut saya program ini sangat baik dan bagus, karena jika tidak menjadi peserta JKN-KIS, jujur saya tidak mampu membayar semua biaya perawatan yang didapatkan almarhumah istri saya," katanya.
Rui juga mengungkapkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh puskesmas dan rumah sakit sangat baik, mulai dari perawat hingga dokternya serta petugas lainnya. Rui berharap Program JKN-KIS tetap berlangsung agar seluruh warga Indonesia dapat mengakses pelayanan kesehatan.
(asa)