Diliputi kebahagiaan ketika menikah, Norsenah tak pernah membayangkan ia harus melahirkan anak tanpa didampingi suami. Di tengah kehamilan, suaminya meninggal tiba-tiba.
Menurut Norsenah, program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat menjadi penolongnya. Sebelumnya, pemerintah daerah Kabupaten Tapin mendaftarkan Norsenah dan keluarga sebagai peserta JKN-KIS.
Ingatan Norsenah melayang pada kejadian tahun 2016 itu. Ia mengungkapkan, dirinya yang berprofesi sebagai penjahit hanya bisa pasrah tentang biaya persalinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ulun (saya) tidak tahu lagi kalau saat itu belum punya KIS. Saat usia kandungan saya terus bertambah, suami saya meninggal. Langsung terbayang gimana caranya nyiapin biaya persalinan," tuturnya.
Berbagai upaya dilakukan Norsenah, namun rasa khawatir terus menghantui. Sampai suatu saat, ia mengetahui bahwa seluruh proses persalinan dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan dengan memanfaatkan kartu KIS.
"Ketika saya masuk rumah sakit, semuanya berubah, semua rasa takut saya sebelumnya sama sekali tidak ada lagi karena sudah yakin akan dijamin JKN-KIS. Kadang masih tidak percaya, selembar kartu seperti ini bisa menjamin operasi kelahiran anak saya," kata Norsenah lagi.
Ia melanjutkan, bahwa putrinya Salma Isnaini yang kini berusia empat tahun juga telah beberapa kali mendapatkan manfaat dari program JKN-KIS. Periksa ke Puskesmas dan rumah sakit, kata Norsenah, tidak pernah ditarik biaya sama sekali.
Karena itu, Norsenah berharap program ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak penduduk Indonesia.
"Harapan saya tentu supaya tetap berlangsung program ini. Semoga penduduk lain yang belum terdaftar akan segera terdaftar dan merasa aman karena punya jaminan ketika membutuhkan layanan kesehatan," katanya.
(rea)