Setelah menyimak sembilan bisnis yang meraup untung sepanjang 2020, berikut delapan bisnis yang justru 'buntung' sepanjang 2020 di Amerika Serikat.
Bisnis ini menjadi yang paling terpukul selama 2020 karena pandemi membuat masyarakat harus tinggal di dalam rumah dan sejumlah daerah mengunci wilayah mereka (lockdown). Saham-saham perusahaan di sektor ini pun berguguran pada tahun lalu, seperti Carnival (CCL), Royal Caribbean (RCL), hingga Norwegia (NCLH), ketiganya merasakan penurunan saham dari kisaran 45 persen hingga 60 persen pada 2020.
Untuk 2021, bisnis hotel dan wisata perjalanan mungkin belum akan tumbuh kuat seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Namun, potensi pemulihan ada karena harapan kemunculan vaksin covid-19 yang bisa mendorong masyarakat untuk mulai melancong lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya hotel dan wisata perjalanan, 2020 juga menjadi tahun yang berat untuk industri minyak. Publik mungkin ingat bahwa harga minyak jatuh berulang kali, bahkan pernah negatif pada awal pandemi karena tertekan permintaan dan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.
Lihat juga:BPS Catat Inflasi 1,68 Persen Sepanjang 2020 |
Saat ini, harga minyak mungkin sudah meningkat, namun harga saham perusahaan-perusahaan di sektor energi sejatinya masih rendah. Secara total, kinerja sektor energi di S&P 500 turun lebih dari 30 persen dan menempatkan sektor ini menjadi yang terburuk sepanjang 2020.
Untuk 2021, peluang industri minyak untuk tumbuh terbuka lebar, bahkan diperkirakan bisa menoreh keuntungan seiring keyakinan pemulihan ekonomi. Hanya saja, bayang-bayang pandemi covid-19 masih mungkin menekan sektor ini. Begitu juga dengan permintaan transformasi ke energi bersih.
Pandemi covid-19 yang memunculkan resesi ekonomi di berbagai negara sontak menekan industri perbankan, termasuk di AS. Bank-bank di negeri Paman Sam dilaporkan menderita kerugian puluhan miliar selama 2020, misalnya Citigroup, Bank of America, hingga Wells Fargo.
Selain itu, mereka juga dihadapkan pada risiko kredit bermasalah dan harga saham yang turun. Begitu juga dengan bunga kredit yang menurun sejalan bunga acuan bank sentral.
Untuk 2021, industri perbankan masih akan membutuhkan waktu untuk pulih. Namun, ada potensi bank pulih dengan cepat bila pasar keuangan pulih lebih cepat dari pandemi, termasuk Wall Street.
Industri maskapai juga berada di zona merah sepanjang 2020. Bahkan, ketika lockdown dan izin kunjungan turis sudah mulai diberikan oleh berbagai otoritas resmi di sejumlah negara, pergerakan penumpang tetap turun 63 persen dari kondisi normal.
Hal ini membuat pemerintah AS sempat mengucurkan stimulus fiskal senilai US$50 miliar dan tambahan US$15 miliar kepada industri ini. Namun, stimulus ini tetap tidak bisa menutup kerugian yang mereka derita sekitar US$24,2 miliar pada Januari-September 2020.
Untuk 2021, sektor penerbangan ada harapan pemulihan pada tahun ini sejalan dengan izin lalu lintas orang yang sudah diberikan oleh berbagai negara. Namun, pemulihannya tetap membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Lihat juga:Coca Cola Akan PHK 2.200 Karyawan |
Usaha mal banyak yang tutup pada 2020, khususnya department store yang berada di jurang kebangkrutan, seperti JCPenney, Neiman Marcus, Lord & Taylor, hingga Tailored Brands, yang mengoperasikan Men's Warehouse dan Jos. A. Bank, serta Ascena, pemilik Ann Taylor dan Lane Bryant.
Kebangkrutan juga memunculkan PHK besar-besaran pada tenaga kerja di bidang ini. Para penyewa bahkan masih mengutang biaya sewa, meski mal tutup selama pandemi.
Untuk 2021, bisnis mal akan bergantung pada kebijakan pemerintah ke depan. Namun, kemungkinan tetap akan berada dalam jurang kesulitan.
Industri otomotif mendapat pukulan sepanjang 2020 karena turunnya permintaan dan tutupnya pabrik. Bahkan, industri ini juga menyumbang PHK bagi jutaan pekerja dan perusahaan pailit.
Untuk 2021, permintaan mobil diramal akan lebih baik, meski nilai penjualan mungkin belum akan mencapai kondisi 2019.
Industri manufaktur 'tiarap' pada 2020. Rata-rata sektor industri ini turun 16,5 persen pada Februari-April 2020, bahkan produksi aluminium di AS turun 8,1 persen dan baja turun 18 persen. Salah satu perusahaan manufaktur yang paling menderita adalah Boeing karena pembatalan pesanan dari sejumlah rekanan.
Untuk 2021, industri manufaktur mungkin akan meningkat karena tetap memegang peranan penting bagi ekonomi AS. Namun, akan sulit kembali seperti kondisi 2019 dalam waktu cepat.
Penjualan box office AS anjlok hampir 80 persen pada 2020. Semua terjadi karena lockdown menutup seluruh bioskop di dunia. Untuk 2021, belum diketahui seperti apa masa depan industri film. Namun, Disney dan Warner Bros mulai mengalihkan diri ke bisnis streaming untuk film-film mereka.