Badan Pusat Statistik (BPS) menilai prospek kinerja neraca dagang Indonesia pada tahun ini baik dari sisi ekspor maupun impor sangat bergantung pada kelangsungan program vaksinasi virus corona di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan prospek ekspor dan impor juga bergantung pada kebijakan pengendalian pandemi dan program kesehatan di masyarakat.
"Kuncinya penanganan kesehatan dan vaksinasi ini di Indonesia dan berbagai negara, apakah covid-nya bisa terkontrol atau tidak. Kuncinya jadi pada penanganan kesehatan," ucap Suhariyanto saat rilis neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2020 secara virtual, Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara terkait prospek kinerja perdagangan dari BPS secara rinci tidak ada. "BPS tidak membuat prospek 2021 tetapi mari kita berharap dan optimis kita bisa melalui pandemi ini dan segera berakhir," imbuhnya.
Sedangkan pada 2020, kinerja perdagangan Indonesia cukup baik, meski dirundung pandemi covid-19. BPS mencatat Indonesia berhasil membukukan surplus dagang mencapai US$21,74 miliar dari Januari-Desember 2020.
Surplus tersebut lebih tinggi dari defisit US$3,2 miliar pada Januari-Desember 2019. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dari impor.
Tercatat, ekspor sebesar US$163,31 miliar. Sedangkan impor hanya US$141,57 miliar. Sebenarnya, ekspor Indonesia ke berbagai negara turun 2,61 persen, tapi impor turun lebih tajam mencapai 17,34 persen. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia tumbuh positif.
"2020 ini luar biasa dengan adanya pandemi sehingga permintaan turun, tapi dengan penurunan 2,61 persen, sebenarnya kondisi kita tidak buruk," jelasnya.
Bahkan, BPS mencatat surplus dagang Indonesia 2020 merupakan yang tertinggi sejak 2011. "Pada 2011, surplus perdagangan kita US$26,06 miliar," tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah tengah berusaha memulihkan ekonomi dengan mengadakan program vaksinasi covid-19 secara nasional. Hal ini ditandai dengan penyuntikan vaksin perdana ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (13/1) kemarin.