Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memaparkan sembilan ruas tol bakal dilepas sahamnya (divestasi) kepada swasta pada tahun ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengungkapkan divestasi itu dilakukan lantaran PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku pemilik mengalami kesulitan likuiditas.
"Divestasi sembilan ruas tol ini merupakan corporate action, jadi Kementerian PUPR tidak masuk terlalu dalam kecuali kalau Waskita Karya membutuhkan dukungan yang bisa kami lakukan," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR, dikutip dari Antara, Rabu (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Alasan Ruas Tol Waskita Karya 'Dijual' |
Hedy merinci sembilan ruas tol yang akan didivestasikan yakni ruas tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Cibitung-Cilincing, Cinere-Serpong, dan ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi.
Kemudian, ruas tol Depok-Antasari, ruas tol Pemalang-Batang, ruas tol Batang- Semarang, dan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar.
Saat ini, porsi kepemilikan saham perusahaan pada sembilan ruas tol itu berkisar mulai 25 persen sampai dengan 99,9 persen.
Sebelumnya , Waskita Karya menyatakan akan melepas kepemilikan saham sembilan ruas jalan tol dengan nilai sekitar Rp10 triliun - Rp11 triliun pada 2021. Perusahaan akan menggunakan beberapa skema pelepasan seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.
Direktur Business Development & QSHE Waskita Karya Fery Hendriyanto mengatakan selain penerimaan kas, divestasi itu bakal mengurangi utang dari ruas tol yang lagi terkonsolidasi.
Ia juga mengklaim hampir semua ruas tol yang akan dilepas lewat PT Waskita Toll Road (WTR) telah memiliki calon investor yang berminat dan saat ini tengah melakukan proses due diligence dan valuasi.