BRI Dukung Kearifan Lokal Lewat Program Desa BRILian
Bank BRI kembali menggagas inovasi gerakan ekonomi berbasis mikro, kecil, dan menengah lewat Program Desa BRIlian. Program ini bertujuan memberi wawasan literasi dan inklusi keuangan bagi para pelaku usaha UMKM di pedesaan agar mereka lebih memahami produk dan layanan keuangan digital terkini.
Dalam webinar bertema Arah dan Peluang Pemulihan Ekonomi Indonesia dari Desa yang diadakan pada Selasa (9/2), Wakil Menteri Desa & PDTT Budi Arie Setiadi mengutarakan bahwa desa dapat menjadi titik awal pembangunan berbasis budaya lokal, sesuai konsep pembangunan berkelanjutan.
Merespons pernyataan tersebut, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa perseroan melakukan pembangunan dan pengembangan desa secara berkelanjutan, antara lain dengan menjadikan desa sebagai lokomotif ekonomi nasional. BRI yang berfokus melayani pelaku UMKM pun ingin menyelaraskan strategi pemberdayaan desa milik perusahaan dengan program pemerintah.
"Acara ini adalah alignment dari Kementerian Desa, sekaligus implementasi Sustainable Development Goals (SDG's) di desa melalui Program Desa BRIlian. Dalam program ini, fokus utama perusahaan adalah revitalisasi BUMDes, desa wisata, dan pengembangan produk unggulan desa yang sesuai dengan kearifan lokal," kata Aestika.
Desa BRIlian, kata Aestika, akan berperan sebagai pendorong digitalisasi ekonomi UMKM melalui beragam layanan antara lain keagenan BRILink, serta situs pasar.id, hingga pembangunan berkelanjutan desa melalui BUMDes sebagai penggerak utama, seperti pendampingan terhadap desa binaan Desa Menanga di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Di Desa Menanga, pendampingan yang diberikan adalah literasi keuangan. Aestika menyebut pencatatan keuangan telah dilakukan BUMDes secara tertib di Desa Menanga, meski belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Di sini, BRI berperan memberi penguatan pada aspek literasi keuangan sehingga BUMDes Menanga bisa membuat laporan keuangan sesuai standar.
Pendampingan BRI lainnya dilakukan di Desa Kotoranah, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Di desa yang bergerak di bidang wisata ini, diberikan literasi bisnis berupa pengayaan company profile dan katalog daring untuk menarik wisatawan.
Menurut Aestika, inisiatif BRI itu sejalan dengan aspirasi dan tujuan pemerintah yang menjadikan BUMDes sebagai penggerak pemulihan ekonomi nasional, sekaligus memajukan kesejahteraan warga desa.
"Saat ini ada 51.134 BUMDes di Indonesia, dan sudah ada sekitar Rp4,2 triliun dana desa disalurkan pemerintah dalam kurun waktu 2015-2020 untuk memperkuat permodalan BUMDes. Hasilnya, pada periode yang sama, kontribusi BUMDes terhadap pendapatan desa telah mencapai Rp1,1 triliun," ungkap Aestika.
(rea)