Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pandemi covid-19 tak bisa hanya dihadapi dengan ikhtiar alias berusaha, tetapi juga perlu bantuan dari Allah. Oleh karenanya, doa perlu selalu dipanjatkan kepada sang pencipta.
Ani, sapaan akrabnya, mengatakan bantuan Allah sangat perlu karena pandemi covid-19 merupakan cobaan yang terberat dalam hidup manusia saat ini. Imbasnya pun sangat dahsyat, tidak hanya di sektor kesehatan, tapi juga ekonomi dan lainnya.
Bahkan, cobaan ini masih terus berlangsung pada tahun ini setelah muncul pertama kali sejak Maret 2020 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi selama setahun ini kita dalam hadapi cobaan yang luar biasa ini, kami semuanya tentu berikhtiar secara maksimal. Namun, sebagai makhluk yang beragama, kita terus menerus berdoa dan memohon pertolongan kepada yang maha kuasa," terang Ani di acara peringatan Isra Miraj yang diselenggarakan Kementerian Keuangan, Rabu (17/3) malam.
"Kita memanjatkan doa dan pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena meskipun dengan ikhtiar dan upaya kita secara intelektual, pengetahuan, pengalaman, kita semua tahu keberhasilan atau hasilnya akan sangat tergantung pada pertolongan dari Allah," lanjutnya.
Menurutnya, pertolongan dari Allah juga diperlukan karena segala hal yang mustahil bisa dilalui bila ada bantuan dari Allah.
Hal ini serupa dengan momen Isra Miraj yang merupakan perjalanan malam Nabi Muhammad dari Mekkah menuju masjid terjauh, Masjid Aqsa hingga akhirnya naik ke surga.
"Ini suatu perjalanan yang rasanya mustahil bisa dilakukan oleh manusia, tapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kun fayakun selalu bisa melakukan hal yang di luar pengetahuan umat manusia," jelasnya.
Makna dari Isra Miraj pun coba dipetik oleh Ani dalam menjalankan tugasnya sebagai pucuk pimpinan di Kementerian Keuangan. Ia mengatakan kementerian sudah berikhtiar sedemikian rupa dalam menghadapi pandemi.
Salah satunya dengan memodifikasi berbagai kebijakan fiskal agar bisa membangkitkan lagi ekonomi masyarakat dan negara. Tapi, ia tak memungkiri bila segala upaya rupanya belum memberikan hasil yang paling memuaskan karena tantangan yang dihadapi sangat berat, seperti sedang marathon.
"Selalu saya sampaikan kepada jajaran menghadapi pandemi adalah seperti kita lari marathon, namun dengan kecepatan sprint. Marathon jaraknya jauh, sprint adalah kecepatan dengan butuh stamina dan kemampuan kita bereaksi secara cepat," pungkasnya.