Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 4,9 persen setelah kontraksi 2,07 persen pada 2020. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan kembali meningkat menjadi 5,4 persen pada 2022.
"Indonesia sedang menghadapi tantangan terberatnya sejak krisis 1997. Dengan reformasi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan energi dan bakat dari populasi mudanya dan membuat ekonomi bergerak maju lagi," tutur Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurría, Kamis (18/3).
Menurut OECD pemulihan ekonomi Indonesia dari guncangan pandemi covid-19 akan terjadi secara bertahap dan bergantung pada penanganan krisis kesehatan yang dilakukan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketidakpastian yang terus melanda Indonesia akan membebani investasi dan pariwisata, sehingga kemungkinan besar kinerja dua motor pertumbuhan ekonomi tersebut tetap tertekan untuk beberapa waktu.
Karena itu, OECD menilai dukungan untuk rumah tangga dan perusahaan harus terus berlanjut selama diperlukan.
Setelah itu, upaya harus difokuskan pada membawa lebih banyak pekerja ke dalam sektor formal, meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan iklim bisnis dan investasi.
"OECD ada di sini untuk membantu, dengan Program Kerja Bersama keempat untuk tahun 2022-24 yang kami harap juga akan mendukung Kepresidenan G20 Indonesia 2022," lanjut Angel.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dari OECD lebih tinggi dari laporan sebelumnya yang berada di level 4,0 persen.
"OECD baru saja mempublikasikan proyeksi 2021 yang diupgrade termasuk Indonesia dari 4 persen menjadi mendekati 5 persen di 2021," kata Sri Mulyani.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengambil banyak kebijakan sebagai upaya penyelamatan ekonomi dari tekanan pandemi. Salah satunya dengan pelebaran defisit anggaran dari yang sebelumnya 1,7 persen terhadap PDB menjadi 6 persen pada 2020.
"Saya pikir ini relatif rendah bila dibandingkan dengan negara OECD, dengan defisit kita di kisaran 6 persen saat yang sama hasilnya relatif baik dan kontraksi di kisaran 2 persen dan itu salah satu achievement yang kita gunakan untuk bisa respon situasi 2020," tegasnya.