Direktur Utama BRI Sunarso memastikan holding ultra mikro bukan merger atau penggabungan tiga perusahaan secara permanen menjadi satu entitas. Sebab, masing-masing perusahaan masih bisa menjalankan model bisnisnya masing-masing, meski sembari terikat dalam aturan holding.
"Apakah nantinya ekosistem ini akan tunduk pada perbankan? Jawabannya tidak, karena ini bukan merger. Ini adalah pembentukan ekosistem yang terikat oleh kepemilikan di holding, jadi bukan merger, entitas Pegadaian, masih Pegadaian," jelas Sunarso.
Di sisi lain, eks direktur utama Pegadaian itu mengatakan saat ini tim pembentukan holding tengah mengkaji skema pinjaman atau pembiayaan baru yang mungkin akan diberikan ke nasabah setelah holding resmi terbentuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya, meminjam dana dengan jaminan beristilah hukum perikatan. Sederhananya, pinjaman bisa diberikan dengan jaminan atas barang yang digadaikan.
"Dia nanti tidak harus membawa barangnya, bisa juga dengan analisa proyek," imbuhnya.
Bunga Murah
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan holding ultra mikro secara jelas nanti akan menurunkan tingkat bunga pinjaman atau pembiayaan yang didapat perseroan. Begitu juga dengan bunga pinjaman ke nasabah program Mekaar.
Artinya, bunga pinjaman menjadi lebih murah. Sebab, PNM sudah mendapat kepastian sumber dana dari BRI nanti. Begitu juga dengan Pegadaian untuk menjalankan bisnisnya.
Khusus di PNM, menurut hitung-hitungannya saat ini, bunga pinjaman yang didapat kemungkinan bisa turun 1 persen. Sebelumnya menurut catatan Kementerian BUMN, bunga yang didapat PNM berkisar 6-7 persen, dengan begitu nantinya mungkin berada di 5-6 persen.
"Untuk Pegadaian akan menurunkan suku bunga sebesar 1 persen. Untuk nasabah Mekaar PNM, sinergi ini bisa menurunkan bunga 3 persen, untuk nasabah baru ini bisa terjadi," jelas Arief.
Tak cuma bunga pinjaman yang lebih rendah, ia memastikan holding ultra mikro juga akan mempercepat aliran pinjaman. Sebab, tak perlu menunggu kondisi pasar tertentu, dana akan selalu siap dari BRI.
Aset Meningkat
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengungkapkan holding ultra mikro akan memberi manfaat pada peningkatan aset ketiga perusahaan secara akumulasi. Proyeksinya, aset akan tembus Rp2.235 triliun pada 2024.
Sementara bila tidak ada holding, kemungkinan aset cuma sekitar Rp2.187 triliun. Begitu juga dengan laba, sumbangan pajak, hingga dividen. "Laba diperkirakan (kalau tidak ada holding) Rp74,5 triliun, diproyeksikan ada tambahan Rp8,4 triliun (bila holding) menjadi Rp82,9 triliun," papar Kuswiyoto.
Setoran pajak tanpa holding diasumsikan hanya sekitar Rp18,2 triliun, tapi kalau ada holding mungkin bisa nyaris Rp20 triliun atau tepatnya Rp19,9 triliun.
Lalu, proyeksi setoran dividen ke negara bila tidak ada holding mungkin sekitar Rp19,4 triliun, namun dengan holding akan mencapai Rp20,4 triliun.
(uli/bir)