Bandara Kertajati Hitung Kebutuhan Bangun Bengkel Pesawat
PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola Bandara Kertajati mengaku tengah menunggu hasil hitung-hitungan kebutuhan investasi membangun fasilitas pemeliharaan dan perawatan (MRO) alias bengkel pesawat. Perhitungan disusun oleh BIJB bersama PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk.
Tak cuma perhitungan nilai investasinya saja, BIJB bersama GMF Aero Asia juga bakal menyusun pendanaan untuk membangun bengkel pesawat di Majalengka, Jawa Barat, tersebut.
Direktur Utama BIJB Salahudin Rafi mengatakan GMF Aero Asia menjadi rekan bisnis dalam pembangunan MRO di Bandara Kertajati. BIJB menawarkan lahan dan dokumen teknis, sedangkan GMF menawarkan sisi pengelolaan, sumber daya manusia, hingga sertifikasi MRO berstandar internasional.
"Kami tinggal merumuskan pendanaan dan pembangunan. Apakah dari investor atau pihak perbankan?" ujar Rafi dalam keterangan resmi, Rabu (31/3).
Untuk luasan pembangunan fasilitas, Rafi mengatakan perusahaan menyiapkan sekitar 30 hektare (ha) atau separuh dari total lahan yang dikuasai manajemen bandara sebanyak 67 ha.
Targetnya, pembangunan bengkel pesawat dikebut dalam waktu satu tahun sejalan dengan pengoperasian Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Tol Cisumdawu pada akhir tahun ini.
Rafi mengklaim Bandara Kertajati nantinya tidak hanya menjadi bengkel pesawat, tapi juga menjadi markas pesawat pemadam kebakaran hutan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai tahun ini.
Dengan bermarkas di Bandara Kertajati, BNPB nantinya bisa langsung melakukan perawatan sekaligus memarkirkan pesawat di lokasi itu, sehingga tidak perlu lagi memarkir pesawat di Subang, Malaysia, seperti yang selama ini terjadi.
"BNPB happy (senang) kalau MRO sudah ada, terutama untuk perawatan helikopter pemadam api," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia memastikan rencana membangun bengkel pesawat di Bandara Kertajati bukan bermaksud mengalihfungsikan peran bandara.
Bandara yang dibangun dengan nilai investasi Rp2,6 triliun itu akan tetap melayani penumpang, meski terbilang sepi.
Data BIJB mencatat jumlah penumpang hanya mencapai 122.091 orang pada Januari-Desember 2020 dari 1.650 pergerakan pesawat. Jumlahnya turun drastis dari 451.852 orang pada Januari-Desember 2019 dengan trafik 4.262 pergerakan pesawat.
"Bandara Kertajati tetap sebagai bandara internasional, yang melayani umrah dan haji, kargo domestik dan internasional, sambil menunggu kebangkitan penumpang upaya dilakukan dengan mempercepat pembangunan dan pengoperasian MRO untuk melayani pesawat TNI, Polri, dan BNPB," jelasnya.
Rafi mengatakan rencana pembangunan bengkel pesawat di Bandara Kertajati sebenarnya berasal dari kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk selaku induk usaha GMF pada Februari 2021.
"Artinya, semua penerbangan sipil dan komersial kita layani di Bandara Kertajati," ucapnya.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan bengkel pesawat di Bandara Kertajati nantinya tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh pesawat instansi pemerintah, TNI, BNPB, dan Basarnas, tetapi juga swasta.
"MRO tidak saja untuk pemerintah, tapi akan datang MRO pesawat private (swasta) yang selama ini melakukan perawatan di luar negeri," tutur Budi Karya.
Lebih lanjut, Budi meyakini trafik penumpang di Bandara Kertajati akan meningkat dalam waktu dekat. Sebab, Tol Cisumdawu akan segera beroperasi, sehingga akan memudahkan calon penumpang mengakses bandara.
Selain itu, pemerintah juga akan menjadikan Bandara Kertajati sebagai pusat keberangkatan jemaah haji dan umrah dari kawasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Artinya pergerakan penumpang di Kertajati akan lebih baik setelah Desember 2021," pungkasnya.