Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.497 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (20/4) sore. Posisi tersebut menguat 0,34 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.547 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.508 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.568 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,22 persen, dolar Taiwan menguat 0,21 persen, peso Filipina menguat 0,1 persen, yuan China menguat 0,23 persen, won Korea Selatan menguat 0,45 persen, ringgit Malaysia menguat 0,22 persen, dan rupee India menguat 0,18 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, yen Jepang melemah 0,25 persen dan bath Thailand melemah 0,11 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,45 persen, dolar Kanada menguat 0,31 persen. Sementara, franc Swiss bergerak stagnan.
Analis Komoditas Ariston Tjendra mengatakan keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen memberikan sentimen positif untuk rupiah. Dengan demikian, rupiah bisa bertahan di zona hijau sejak pagi.
Selain itu, rupiah juga mendapatkan sentimen positif dari membaiknya data ekonomi AS, China, dan Jepang. Mata uang negara tetangga pun ikut menguat karena sentimen tersebut.
"Dolar Singapura, peso Filipina, ringgit Malaysia juga terpantau menguat mengikuti sentimen ini," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Namun, pasar masih mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS. Pasalnya, hal itu dapat mendorong penguatan dolar AS, sehingga menekan rupiah.