Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson menargetkan LRT Jabodebek beroperasi pada pertengahan tahun depan. Secara-rata-rata, progres proyek mencapai 83,5 persen.
Sebenarnya, kata Entus, infrastruktur LRT dapat diselesaikan pada September mendatang. Namun, karena LRT dibangun dengan teknologi tanpa pengemudi (driverless), dibutuhkan waktu sekitar 6-9 bulan untuk pengujian.
"Insyaallah pertengahan 2022 LRT akan mulai beroperasi," katanya pada media briefing daring, Rabu (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek senilai Rp23,8 triliun ini bakal memiliki empat lintasan, yakni Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, Cawang-Bekasi Timur, dan Depo Bekasi Timur.
Dari keempat lintasan itu, Entus mengakui terjadi keterlambatan pembangunan di Depo Bekasi Timur dikarenakan alotnya pembebasan lahan.
Saat ini, ia memastikan 100 persen lahan sudah dibebaskan, tetapi progres pembangunan depo baru 38,8 persen rampung.
"Saat ini LRT progres keseluruhan 83 persen dan perlintasan kami agak terlambat di pembangunan Depo, disebabkan penguasaan lahan. Insyaallah secara fisik Agustus atau September ini selesai," bebernya.
Kehadiran LRT Jabodebek diharapkan membuat masyarakat beralih dari penggunaan mobil pribadi karena mempersingkat waktu tempuh perjalanan.
Dengan waktu tunggu (headway) antar kereta 3-6 menit, waktu tempuh dari Cibubur ke Dukuh Atas yang berjarak 26 km dapat ditempuh selama 39 menit, dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam.
Sementara, waktu tempuh dari Bekasi Timur sampai ke Dukuh Atas sepanjang 30 km diharapkan 45 menit dengan kecepatan serupa.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi, waktu tempuh Cibubur dan Bekasi Timur ke Dukuh Atas bisa mencapai 2-3 jam. Hal ini lantaran kepadatan lalu lintas.
Sebagai informasi, proyek pembangunan LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional yang mulai dikerjakan oleh Adhi Karya sejak September 2015.