Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan mayoritas surat utang negara dimiliki oleh perempuan. Mereka menjadi investor yang paling banyak membeli setiap kali pemerintah menerbitkan obligasi.
"Perempuan dikenal memiliki kecerdasan dalam investasi. Hal ini terlihat dalam instrumen ritel di Indonesia yang diterbitkan pemerintah," ungkap Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Rabu (21/4).
Sri Mulyani memaparkan komposisi investor perempuan yang membeli surat utang negara berseri Obligasi Negara Ritel 017 (ORI017) sebesar 55,8 persen. Lalu, komposisi investor perempuan kembali meningkat dalam penerbitan ORI018 menjadi 57,8 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini menggambarkan literasi dan kapasitas perempuan untuk berpikir cerdas, bagaimana mengamankan dana untuk keluarganya," tutur Sri Mulyani.
Selain itu, porsi investor perempuan yang membeli sukuk ritel (sukri) seri SR-014 juga mendominasi, yakni 58,25 persen. Melihat realita tersebut, Sri Mulyani menyatakan bahwa perempuan memiliki kontribusi nyata terhadap perekonomian.
"Pemikirannya mampu memberikan dampak positif bagi tata kelola, kebijakan inklusif, dan keadilan sosial," katanya.
Sementara, dalam riset riset bertajuk State of The Global Islamic Economic Report, pengusaha perempuan berpotensi menaikkan produk domestik bruto (PDB) global hingga US$5 triliun atau Rp70 ribu triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS). Angka itu setara dengan kenaikan PDB 3 persen-6 persen.
Namun, potensi itu hanya bisa terwujud jika pengusaha perempuan diberikan kesempatan yang sama dengan pria. Artinya, semua kebijakan yang diterapkan bagi setiap pengusaha harus sama.
"Peranan perempuan jadi wirausaha dalam meningkatkan aktivitas potensi, peningkatan kontribusi PDB global sangat besar," ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan jika ada kesetaraan gender antara pria dan perempuan maka PDB global akan tumbuh hingga US$135 miliar atau Rp1.890 triliun pada 2025 mendatang. Hal ini berdasarkan studi McKinsey Global Institute pada 2018.
"Jadi dalam hal ini keterlibatan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat ekonomi dan dalam berikan kontribusi kepemimpinan sangat penting dan saling menguatkan," pungkas Sri Mulyani.