Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan menyatakan 450 hektare (ha) dari total 4.300 ha lahan yang disiapkan di Grand Batang City Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, sudah siap dipakai.
Jokowi menyebut dari lahan yang sudah siap garap itu, nanti akan diisi oleh industri yang berkaitan dengan teknologi, seperti industri katoda, prekursor, dan baterai cell.
"Kawasan Industri Batang yang nantinya akan dikerjakan seluas 4.300 ha sekarang disiapkan dan hampir selesai, ini 450 ha yang akan dipakai untuk investasi-investasi yang terutama berkaitan dengan teknologi," katanya pada Rabu (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menyebut peresmian atau ground breaking akan dilakukan pada Mei mendatang saat meninjau langsung ke lokasi KIT Batang. Sementara itu, industri yang akan dibangun pertama adalah industri kaca yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyebut ia akan mengecek ke Batang secara berkala untuk memastikan kawasan mampu menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja dan mendatangkan investasi dari luar.
"Akan saya cek secara rutin kawasan industri Batang karena ini adalah kawasan yang sangat besar dan memiliki daya saing sangat baik, ini contoh untuk industri lain yang ada di luar dan di Pulau Jawa," jelasnya.
Diketahui, pemerintah menyiapkan Grand Batang City Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, sebagai kawasan industri terpadu guna menangkap minat investasi asing di kawasan Asia Tenggara.
Sejauh ini, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut ada tiga perusahaan yaitu LG Energy Solution, KCC Glass, dan Wavin yang bakal menempati industri Batang. Hitung-hitungannya, sejauh ini nilai investasi yang akan masuk di KIT Batang sekitar Rp145 triliun-Rp146 triliun.
LG akan berinvestasi dalam bentuk konsorsium bersama dengan Indonesia Battery Holding yang merupakan gabungan dari Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Nilai investasi LG dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp142 triliun. Rencananya, LG dan konsorsium tersebut bergerak di industri baterai listrik terintegrasi.
"Smelter nikel berlokasi di Maluku Utara, sedangkan di KIT Batang akan menjadi tempat untuk recycle, cathode, dan precursor," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/2).