Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pandemi virus corona atau covid-19 mempercepat ekonomi Indonesia bertransformasi atau hijrah menuju ekonomi digital. Ini merupakan hal yang positif mengingat ekonomi digital memiliki potensi yang besar.
"Covid-19, dia mentranformasi, kalau pakai bahasa Islam, menghijrahkan seluruh kegiatan orang atau pindah ke platform digital karena ada keharusan menjaga jarak dan teknologi digital menjadi solusi," kata Ani, sapaan akrabnya saat mengisi acara Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi secara virtual, Jumat (23/4).
Menurut Ani, transformasi ekonomi menuju digital memang sebenarnya harus dan ingin dicapai banyak negara, termasuk Indonesia. Namun selama ini kerap kali berjalan lambat karena terbatasnya infrastruktur dan keterbatasan akses internet ke pelosok tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini saja, menurut catatan Ani, masih ada 12.377 lokasi di Indonesia yang belum mendapat akses internet, mulai dari desa, puskesmas, hingga sekolah. Maka dari itu, pemerintah berusaha mempercepat pembangunan infrastruktur dan jaringan internet.
Tak cuma itu, pemerintah juga memberikan dukungan anggaran untuk mengakses internet dari infrastruktur yang sudah dibangun. Misalnya, memberi dana desa hingga anggaran operasional kesehatan ke puskesmas.
"Itu semua dialokasikan untuk bisa bayar akses internet, sehingga mereka bisa terjangkau dengan berbagai infrastruktur yang sedang dibangun dan akan dibangun," jelasnya.
Berbagai kebijakan ini, sambung Ani, diharapkan bisa membuat Indonesia mencapai potensi ekonomi digital yang sangat besar ke depan.
Studi Google dan Temasek yang dibacanya, mencatat nilai ekonomi digital saat ini mencapai US$44 miliar atau Rp638 triliun dan akan meningkat menjadi US$124 miliar atau Rp1.798 triliun pada 2025.
"Ini adalah potensi ekonomi yang luar biasa, artinya ada tiga kali lipat potensi ekonomi yang bisa meningkat dengan infrastruktur digital, makanya pemerintah membangun dari hard infrastructure sampai supporting services-nya. Itu semua pakai uang negara, uang pajak, uang utang, semua dipakai untuk membangun infrastruktur agar mereka bisa connect," pungkasnya.
Lihat juga:Bos Sritex Digugat PKPU Bank QNB Indonesia |