BRI Bagikan Tips Aman Bertransaksi Digital

BRI | CNN Indonesia
Minggu, 25 Apr 2021 13:59 WIB
Sebagai bank yang mengintegrasikan layanan dengan produk keuangan digital, BRI tak berhenti menjamin keamanan siber atas sistem dan platform yang dimiliki.
Sebagai bank yang mengintegrasikan layanan dengan produk keuangan digital, BRI tak berhenti menjamin keamanan siber atas sistem dan platform yang dimiliki. (Foto: Bank BRI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagai bank yang mengintegrasikan layanan dengan produk keuangan digital, BRI tak berhenti menjamin keamanan siber atas sistem dan platform yang dimiliki.

Peningkatan aktivitas dan transaksi daring diakui membuat faktor keamanan jadi krusial. Dua jurus utama BRI dalam menjaga keamanan siber yaitu melakukan pengamanan berlapis dan aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo memaparkan, pihaknya melakukan identifikasi kerentanan dan penetration test ketat secara rutin untuk memastikan taka da lubang di setiap produk digital. Kemudian, pengamanan berlapis diterapkan melalui penjaminan keamanan layanan dan operasional, penerapan protection technology, serta pengadaan sistem pendeteksi ancaman siber menggunakan big data dan AI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau ada insiden harus ada respon cepat untuk bisa recover. Ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor baik dengan fintech, regulator, penegak hukum, telco. Harus ada kolaborasi yang makin erat antara sektor telco dan perbankan," ujar Indra dalam acara BRI Cuap-cuap Cuan Berkah.

Indra mengatakan, digitalisasi yang begitu cepat saat ini mengakibatkan konsekuensi peningkatan risiko keamanan siber. Pelaku sektor perbankan kini harus memiliki manajemen risiko yang lebih baik, cepat, dan tepat demi memastikan keamanan setiap produk.

Untuk itu, BRI menjalin kolaborasi dengan Perbanas, ASPI, BSSN, perusahaan telco dan fintech, serta regulator dan penegak hukum untuk meningkatkan
pengamanan siber. Kolaborasi ini membuat BRI lebih sigap meminimalisir potensi kerugian apabila ada tindakan yang dicurigai sebagai bentuk kejahatan siber.

Menurut Indra, selain mendorong percepatan pergantian kartu chip, BRI bersama pelaku jasa keuangan dan regulator mengedukasi nasabah agar meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan pola akses yang lebih baik, seperti tidak asal menyetujui atau mengklik situs yang tidak jelas.

"Dan yang terpenting kolaborasi dengan [perusahaan] telekomunikasi. Karena memang setiap layanan digital ini praktis menggunakan mobile dan nanti attach dengan nomor telepon, sehingga penting kolaborasi dengan mobile. Jadi kalau ada blacklist nomor telepon ini penting untuk dilakukan, kalau ada pergantian nomor (nasabah pengguna mobile banking) juga kami dinotifikasi sehingga tidak terjadi fraud yang berpotensi merugikan nasabah," papar Indra.

Lebih lanjut, ia kembali mengingatkan masyarakat dan khususnya nasabah BRI untuk membentengi diri agar terhindar dari tindakan yang berpotensi merugikan. Salah satunya, dengan tidak mengakses public wi-fi karena tingkat keamanan yang rendah.

"Kemudian password kalau bisa harus cukup kompleks, akun di medsos dan mobile banking harus dibedakan password dan user ID, kemudian pola tidak mudah ditebak. Kalau akses mengggunakan akses PC sebaiknya gunakan perangkat pribadi, pastikan aktifkan notifikasi sehingga akan terus dapat notif dari setiap transaksi, dan berperilaku internet sehat," ungkap Indra.

(rea)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER