LPI Siap Investasi Rp60 T ke BUMN Bulan Depan

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Mei 2021 14:00 WIB
Indonesia Investment Authority (INA) akan menandatangani nota kesepahaman investasi ke BUMN sekitar Rp50 triliun hingga Rp60 triliun bulan depan.
Indonesia Investment Authority (INA) akan menandatangani nota kesepahaman investasi ke BUMN sekitar Rp50 triliun hingga Rp60 triliun bulan depan. llustrasi. (Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Pengelola Investasi (LPI) milik Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA) akan berinvestasi pada BUMN. Targetnya, lembaga pengelola pengelola dana abadi (SWF) itu akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) bulan depan.

"MoU yang akan kami tanda tangani itu mungkin kira-kira Rp50 triliun-Rp60 triliun, kira-kira satu bulan lagi, mudah-mudahan itu yang pertama," ujar Direktur Utama INA Ridha Wirakusumah dalam acara Indonesia Muda Club, Jumat (30/4).

Ia menuturkan INA tengah mempersiapkan 'wadah' bagi sejumlah komitmen investasi dari luar negeri. Seperti diketahui, pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah mengumumkan akan berinvestasi pada INA sebesar US$10 miliar, setara Rp143,96 triliun (mengacu kurs Rp14.396 per dolar AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memastikan persiapan tersebut dilakukan dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

"Jadi, mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lagi kami akan ada sedikit pengumuman yang sifatnya mungkin MoU dengan beberapa perusahaan Karya," ujarnya.

Untuk tahap awal, lanjutnya, INA akan menjalin kerja sama dengan perusahaan pelat merah. Pasalnya, investasi tersebut berkaitan dengan proyek strategis. Namun, ia tidak menutup kerja sama dengan pihak swasta ke depannya.

"Tugas kami sebetulnya membuat wadah lalu mengawinkan antara para investor yang minat masuk ke Indonesia dengan opportunity yang akan disediakan oleh kami, kerja sama dengan Kementerian BUMN," ujarnya.

Nantinya, INA akan melebarkan sayap ke perusahaan di luar BUMN. Namun, untuk tahun pertama, lembaga ini akan fokus pada perusahaan pelat merah mengingat masih banyak hal strategis yang perlu dilakukan.

Ia menuturkan dalam jangka menengah panjang, Indonesia membutuhkan dana infrastruktur sebesar US$450 miliar. Sedangkan, kemampuan APBN hanya bisa memenuhi setengahnya yakni US$200 miliar, sehingga sisanya diharapkan bisa didatangkan dari investasi.

"Sisanya masih belum kelihatan bagaimana cara membiayainya, di situ mudah-mudahan kami bisa membantu, " jelasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER