Dongkrak Ekonomi Pakai THR Tanpa Tambah Kasus Corona

CNN Indonesia
Rabu, 05 Mei 2021 06:43 WIB
Konsumsi diproyeksi naik usai THR cair, namun di sisi lain kepadatan ini menimbulkan ketakutan lonjakan kasus corona.
Konsumsi diproyeksi naik usai THR cair, namun di sisi lain kepadatan ini menimbulkan ketakutan lonjakan kasus corona. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Senada, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan masyarakat kini kembali memiliki kesempatan untuk belanja pakaian karena ada THR yang didapat secara penuh. Berbeda dengan tahun lalu, di mana pembayaran THR boleh dicicil.

Tak ayal, sebagian besar masyarakat menghabiskan THR dengan berbelanja pakaian jelang Lebaran. Situasi ini harusnya sudah diantisipasi oleh pemerintah.

Pasalnya, jika tak ada pengetatan atau sistem yang rapi di pusat perbelanjaan, maka bukan cuma konsumsi masyarakat yang meningkat, tapi juga kasus penularan covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Tauhid menyarankan agar ada pihak ketiga yang membuat e-commerce khusus masing-masing pusat perbelanjaan. Misalnya, e-commerce khusus Pasar Tanah Abang dan Thamrin City.

"Jadi toko offline nyambung ke online. Tapi pelaku usaha tidak perlu pusing, jangan dibebankan ke pelaku usaha, harus ada pihak ketiga," kata Tauhid.

Nantinya, masyarakat bisa berbelanja via e-commerce tersebut. Jika tetap ingin datang ke toko fisik, maka pemilik toko bisa mengatur jadwalnya, sehingga tak terjadi kerumunan.

"Kalau tetap ingin lihat, ada jadwalnya. Kebiasaan masyarakat seperti itu, soal selera, warna, ukuran, harus datang ke toko fisik. Itu agar tidak terjadi penumpukan, nah yang bisa masuk orang yang sudah terdaftar dulu, jadi bisa dikontrol," katanya.

Dengan demikian, pemerintah dan asosiasi pengusaha harus menata kembali operasional di pusat perbelanjaan. Hal ini agar saling menguntungkan antara pengusaha, masyarakat, dan pemerintah.

Konsumsi meningkat dan ekonomi terdongkrak, masyarakat bisa belanja dengan nyaman, dan kasus penularan covid-19 tetap berada dalam tren penurunan.

Menurutnya, pemerintah juga bisa memberikan denda kepada pengusaha yang tetap bandel dengan membiarkan pengunjung masuk meski jumlahnya sudah melebihi kapasitas. Namun, utamanya harus ada sosialisasi terlebih dahulu dari pemerintah.

"Mungkin ada denda per hari sampai kalau sudah beberapa kali ada pelanggaran lagi, mungkin tindakan hukum lain. Tapi paling tidak sosialisasi diberikan, ada kesepakatan juga dengan asosiasi bagaimana mengaturnya," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa berbelanja yang paling aman saat ini adalah lewat e-commerce atau online. Namun, hal ini tak sepenuhnya bisa dilakukan.

"Kalau dialihkan semua ke online tidak mungkin. Rasanya beda berbelanja online dengan offline, orang lebih percaya berbelanja offline," pungkas Tauhid.



(age/aud/age)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER