Ekonom Nilai APBD 'Nganggur' Jadi Alasan Konsumsi Minus

CNN Indonesia
Rabu, 05 Mei 2021 17:25 WIB
Ekonom menilai salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi RI masih minus di kuartal I 2021 karena lambatnya pemda membelanjakan APBD.
Ekonom menilai salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi RI masih minus di kuartal I 2021 karena lambatnya pemda membelanjakan APBD.(AP/Tatan Syuflana).

Sementara itu, sektor yang diprediksi bakal kontraksi sepanjang tahun adalah pariwisata dan transportasi. Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menyatakan SiLPA atau selisih antara realisasi pendapatan dan belanja pemda merupakan isu pelik yang sudah berlangsung sebelum pandemi.

Selama pandemi keterlambatan cairan dana di daerah baru menjadi sorotan karena kerja lambat daerah membuat koordinasi penanganan dampak pandemi tidak sesuai target.

Meski mendorong pemda untuk mencairkan dana, namun di sisi lain dia menyebut pemda memiliki keterbatasan untuk menyerap anggaran, contohnya payung hukum. Apalagi di tengah anggaran tersebut dipelototi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada ketakutan diselidiki KPK dan secara kualitas teknis mereka tidak seperti di pusat yang paham dan adaptif sehingga bisa terus mencairkan anggaran terlepas dari pandemi," jelas Fithra.

Di sisi lain, melihat kontraksi yang kian mengecil, dia mengaku optimis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal selanjutnya mampu mencapai 7 persen, ditopang pertumbuhan negatif dalam periode sama tahun sebelumnya, minus 5,32 persen.

Prediksi itu dibuatnya berdasarkan pada tren Purchasing Managers' Index (PMI), THR dibayar penuh, Indeks Keyakinan Konsumen yang mulai pulih, dan pertumbuhan positif ekspor RI.

"Kurva menanjak jadi meski kontraksi kita tidak perlu khawatir apalagi melihat di 2021 ini banyak sekali indikator positif yang seharusnya bisa menjadi pendorong di kuartal II 2021," pungkasnya.



(wel/age)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER