Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa meminta agar instrumen pengukur level otomatis atau yang sering disebut dengan Automatic Tank Gauge (ATG) segera diintegrasikan dengan IT Nozzle SPBU.
Hal itu disampaikan Ifan, sapaan Fanshurullah, saat melakukan kunjungan lapangan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Meulaboh, Aceh, Senin (10/5). Kunjungan dalam rangkaian agenda BPH Migas Goes to Sumatera hari ke-7.
Dalam kunjungan ke TBBM Meulaboh ini Fanshurullah bersama tim didampingi SBM Pertamina Rayon 2 Aceh Salman Al Farisy dan Kepala TBBM Meulaboh Dadang Mulyana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Ifan menuturkan sejauh ini ATG belum terintegrasi dengan IT Nozzle SPBU. Padahal instrumen tersebut merupakan bagian inti dari pelayanan kesiapan suplay BBM.
"Sampai dengan hari ini, yang saya tahu belum terintegrasi, padahal investasinya mahal," ujar Asa.
Ifan melanjutkan bahwasanya BPH Migas tidak memiliki cabang atau perwakilan di daerah. Karena itu, BPH Migas melakukan kunjungan laoangan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di bawah.
"Hari ini, berhari-hari, puluhan jam, ribuan kilometer dilalui untuk salah satunya agar mengerti kondisi lapangan yang sesungguhnya," ujarnya .
![]() |
Selanjutnya Ifan menyinggung soal penggunaan cadangan operasional TBBM. Menurutnya BPH Migas telah membuat peraturan cadangan operasional dengan ketentuan 11 hari namun saat ini masih mentoleransi.
"Ada 150 lebih Badan Usaha tetapi karena Pertamina BUMN dan terbesar, maka penting hal ini disampaikan kepada Pertamina," ujarnya.
Selain itu, Ifan juga meminta agar ada implementasi sertifikasi iso 37000 anti suap, sebab patut diduga berdasarkan informasi lapangan masih terjadi indikasi penyimpangan-penyimpangan.
Di samping itu perlu juga ditambah kendaraan tanki untuk pelayanan Pertashop. Seiring dengan target 80 Pertashop maka tentu asumsinya target harus tercapai sebagaimana tercantum dalam iso 9000, sehingga pendukung transportasi operasional mesti dipersiapkan.
(osc)