Meski menjanjikan, namun ia mengingatkan risiko yang ada. Pasalnya, uang kripto dinyatakan sebagai komoditas berjangka, artinya nilai dari aset tidak dapat dipastikan alias naik dan turun mengikuti permintaan pasar.
Dalam hal ini pemerintah tidak dapat mengintervensi harga aset kripto mengingat tidak ada pihak yang meregulasi seperti bank sentral dalam sistem moneter.
Untuk diketahui, aset kripto dilarang menjadi alat pembayaran seperti tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Satu-satunya alat transaksi sah di Indonesia ialah mata uang rupiah.
Sehingga, Indra mengingatkan masyarakat untuk bersikap cerdas sebelum memutuskan bertransaksi di aset kripto. "Pastikan sudah memahami apa aset kripto itu, termasuk mekanisme perdagangan dan langkah-langkah penyelesainnya," beber Indra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia ikut mengingatkan agar tidak mudah percaya dengan iming-iming cuan gemuk. Dalam investasi kripto tidak ada pendapatan atau keuntungan pasti (fixed income).
Sementara, CEO Indodax Oscar Darmawan menyebut umur aset kripto yang masih sangat muda, baru sekitar 10 tahunan ini harus disikapi oleh para investor dan trader aset kripto dengan bijak.
Oscar mencontohkan yang terjadi dengan jaringan internet. Menurutnya, jaringan internet membutuhkan 30 tahun untuk dapat berfungsi maksimal. Skenario sama, menurut dia, juga akan terjadi pada aset kripto dan blockchain.
Oscar menilai masih akan ada inovasi yang terus bermunculan. Di sisi lain, ia memproyeksikan bakal banyak aset kripto yang menyusut atau hilang dari pasar dan hanya segelintir dengan fundamental yang kuat lah yang bakal bertahan.
Baca juga:4 Fungsi Uang Kripto Versi Mendag |
"Menurut saya aset kripto masih sangat baru dan kita belum tahu perkembangannya, masih banyak inovasi yang akan terus ada dan kita tidak tahu apakah kripto yang ada tahun ini apa akan terus exist di 10 tahun ke depan," bebernya.
Mengingat saat ini bertebaran jenis aset kripto hingga mencapai 5.000-an jenis, ia berpesan kepada masyarakat untuk cerdas bertransaksi dan mengetahui aset mana yang masih akan bertahan dalam jangka panjang agar tidak buntung.
"Teknologi ini masih sangat muda dan belum ada kata terlambat karena ini baru dimulai," tutupnya.