ANALISIS

Buah Simalakama PPKM Mikro Darurat Bagi Roda Ekonomi

Ulfa Arieza | CNN Indonesia
Rabu, 30 Jun 2021 07:15 WIB
Pengamat menilai PPKM mikro darurat mengancam pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, menghemat ongkos ekonomi dari lonjakan kasus covid-19.
Pengamat menilai PPKM mikro darurat mengancam pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, menghemat ongkos ekonomi dari lonjakan kasus covid-19. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim).

Namun, mal dan restoran dipastikan jadi salah satu sektor yang paling terdampak lewat pengetatan PPKM mikro. Seperti disampaikan sebelumnya, salah satu revisi dalam aturan PPKM mikro darurat adalah pengurangan jam operasional mal atau pusat perbelanjaan hingga pukul 17.00 WIB.

Padahal, aturan sebelumnya mal yang berada di zona merah boleh beroperasi hingga pukul 20.00 WIB dengan jumlah pengunjung maksimal 25 persen dari kapasitas.

Selama pengetatan PPKM mikro nanti, restoran hanya diizinkan untuk layanan take away atau bawa pulang pesanan dibatasi sampai dengan pukul 20.00 WIB. Sebelumnya, mal, restoran, warung makan, kafe, dan lapak jajanan, baik yang berdiri sendiri maupun di pasar, boleh dine in maksimal 25 persen dari kapasitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menyebut kebijakan ini akan membuat mal dan restoran kian terpuruk. Tanpa pengetatan saja, penjualan hanya tersisa di kisaran 5 persen-10 persen dibandingkan kondisi normal.

Bila pengetatan diberlakukan, ia memastikan penjualan merosot lebih tajam. "Kalau diterapkan tutup jam 17.00, take away 20.00, sama saja disuruh tutup. Jadi, kalau saya lebih baik mal dan restoran tutup, kita lockdown sama-sama, harus ada kepastian, jangan setengah-setengah. Ini seminggu, dua minggu, bikin orang ambruk, hancur," lirihnya.

Ia mengaku lebih baik pemerintah tegas mengambil kebijakan lockdown total. Namun, selama lockdown tersebut, pemerintah memberi kompensasi kepada pengelola mal dan restoran, antara lain uang sewa ditanggung pemerintah, pembebasan pajak, dan sebagainya.

Ia menuturkan tekanan yang dialami sektor ritel tersebut berdampak luas hingga kepada vendor yang menyuplai restoran maupun produk di mal. Ujungnya, tekanan pada mal dan restoran juga berdampak pada petani, peternak, UMKM, dan pekerja. Kondisi ini tentunya mempengaruhi target pemulihan ekonomi.

"Akhirnya, rencana pemulihan ekonomi tidak akan tercapai sampai dua tahun berpotensi tidak akan tercapai," katanya.

Menurutnya, kerugian yang dialami oleh pengusaha mal dan restoran tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, tahun lalu pengusaha masih memiliki sejumlah dana cadangan yang bisa digunakan untuk bertahan selama pandemi.

Selain dana cadangan, pengusaha masih bisa mendapatkan fasilitas pendanaan dari perbankan. Namun, dana-dana tersebut sudah mulai menipis, bahkan sebagian pengusaha sudah kehabisan pendanaan. Belum lagi, sejumlah kewajiban kepada vendor maupun pekerja yang belum dilunasi baik gaji maupun THR. 

Namun, ia mengaku belum bisa memprediksi potensi kerugian yang dialami oleh pengusaha mal dan restoran, khususnya yang tergabung dalam PHRI, akibat kebijakan pengetatan PPKM mikro tersebut. "Kalau dulu pernah dihitung (kerugian) secara kasar Rp3 triliun, sekarang belum kami hitung lagi," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menuturkan pengetatan PPKM mikro akan menggerus jumlah pengunjung. "Saat ini tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan turun menjadi 30 persen dan cenderung akan menurun terus," ujarnya.

Ia memastikan rencana tersebut akan memukul dunia usaha. Namun, ia mengaku belum bisa menyampaikan potensi kerugian lantaran masih menunggu keputusan resmi dan detail ketentuan dari pemerintah.

"Pengelola pusat perbelanjaan mengimbau supaya rencana keputusan tersebut dipertimbangkan kembali secara mendalam, apakah memang benar-benar efektif untuk menekan jumlah kasus positif covid-19 yang sedang melonjak saat ini," kata Alphonzus.

Terpisah, Kepala Peneliti Makro Ekonomi dan Keuangan Indef Rizal Taufikurahman mengamini bahwa PPKM mikro darurat akan menekan transaksi pada mal dan restoran. Implikasi penurunan transaksi di mal dan restoran berdampak pada sektor lainnya seperti yang disampaikan Emil. 

"Tidak hanya perdagangan tapi juga kegiatan lain akan terpengaruh, karena sektor perdagangan ini memberikan pengaruh pada transaksi sektor yang lain, terutama sektor hulunya karena di belakang sektor perdagangan ada produsen dan industri yang notabene akan terpengaruh," ucapnya.

Ujungnya, tekanan pada mal dan restoran ini akan kembali melemahkan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Ia memprediksi kondisi saat ini bisa lebih buruk ketimbang tahun lalu.

"Bicara PPKM yang akan dilakukan dampaknya bukan pada kuartal II tapi kuartal III, dan model ini seperti ini tahun lalu. Kita bisa melihat dampak yang terjadi tahun lalu, apalagi kondisi saat ini pandemi covid-19 varian delta juga cukup berat, ini kondisi yang jauh lebih buruk dari kondisi pertengahan tahun lalu kisaran bulan yang sama," tandasnya.

(bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER