Gubernur Bali I Wayan Koster memperkirakan program Bekerja dari Bali atau Work From Bali (WFB) berkontribusi sekitar 2 persen terhadap kegiatan ekonomi Bali, khususnya untuk komponen konsumsi.
Ia menyebut bila pada kuartal I 2021 ekonomi Bali tercatat minus 9,8 persen secara year on year, lewat program WFB diproyeksikan pada kuartal II ini Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali akan membaik, minus di kisaran 7 persen-8 persen.
Kendati membantu, namun ia menilai PDRB Bali tidak akan langsung naik pesat karena komponen akomodasi dan makan minum berkontribusi tidak lebih dari 20 persen dari total PDRB. Mayoritas sumbangan pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira di kuartal II akan menurun kontraksinya, makin positif, mungkin di kisaran minus 7 persen-8 persen," jelasnya dalam wawancara eksklusif dengan CNNIndonesia.com, Selasa (29/6).
Koster kemudian merincikan bahwa program WFH baik untuk pegawai swasta maupun PNS berkontribusi sekitar 15 persen hingga 30 persen atas okupansi hotel di Bali. Sedangkan kontribusinya terhadap konsumsi ke restoran secara rata-rata sebesar 20 persen.
Kebanyakan masyarakat yang datang ke Bali, kata dia, berasal dari Jakarta dan Pulau Jawa. Ia mencatat setiap harinya Bali kedatangan sekitar 8.000-9.000 orang lewat udara.
"Kira-kira terhadap konsumsi atau kunjungan ke restoran 20 persen, sebesar itu juga kira-kira dampaknya terhadap PDRB," jelasnya.
Pada kesempatan sama, ia juga menyebut bahwa pihaknya berencana untuk mengubah struktur perekonomian Bali agar lebih seimbang, tidak timpang sebelah di sektor pariwisata seperti saat ini.
Belajar dari pandemi covid-19, Koster menyebut dibutuhkan keseimbangan antara sektor pariwisata dengan sektor lainnya seperti pertanian dan kelautan, industri pangan rakyat dan kerajinan berbasis budaya.
Saat ini, kebijakan jangka menengah tersebut sedang dibahas dengan PPN/Bappenas dan baru akan rampung pada Agustus mendatang. Ia mengatakan hasil dari perubahan haluan baru akan dirasakan dalam 2 tahun-3 tahun mendatang.
Dalam jangka pendek, program yang diandalkan masih program berbasis pariwisata seperti WFB atau program wisata vaksin.
"Dengan pengalaman pandemi covid-19, saya sudah memikirkan untuk melakukan perubahan agar menjadi lebih seimbang struktur perekonomian Bali," tandasnya.