Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II 2021 dari kisaran 7,1 persen-8,3 persen menjadi 7,1 persen-7,5 persen. Revisi dilakukan karena lonjakan kasus covid-19 menekan aktivitas ekonomi.
Kendati begitu, ia mengaku masih optimis pertumbuhan di kuartal II tidak banyak terpengaruh dari pelaksanaan PPKM Darurat yang mulai berlaku 3 Juli hingga 20 Juli 2021.
"Kuartal II masih relatif tidak terpengaruh banyak. Ekonomi Juni ada sedikit pelemahan tapi tidak akan memengaruhi banyak," jelas dia pada konferensi pers Aspek APBN Terhadap Implementasi PPKM Darurat, Jumat (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menilai PPKM Darurat bakal melemahkan pertumbuhan pada awal kuartal II namun ia belum bisa menakar pasti seberapa besar dampaknya.
"Berapanya nanti tergantung berapa lama PPKM-nya berjalan, kalau hanya 2 minggu dan efektif dampaknya barang kali terbatas. Tapi kalau tidak efektif dan satu bulan, pengaruhnya cukup signifikan," kata dia.
Sebelumnya, Bendahara Negara memproyeksikan ekonomi RI bisa tumbuh di kisaran 6,5 persen pada kuartal III. Melihat dinamika yang ada, mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini pesimistis prediksi itu bisa tercapai.
"Kalau normal baseline di 6,5 persen kuartal ketiga, tapi itu sebelum terjadi PPKM Darurat. Jadi nanti dengan PPKM Darurat tergantung dari berapa lamanya tentu akan mengalami penurunan di bawah 6,5 persen," imbuh wanita yang akrab disapa Ani ini.