Skenario keuangan kedua untuk kelompok pekerja yang penghasilannya justru turun karena harus WFH. Bahkan, tidak memiliki penghasilan sama sekali.
"Karena penghasilan berkurang, turun, atau bahkan sampai tidak ada, maka tentu pertama perlu sekali berhemat. Tapi tetap penuhi kebutuhan pokoknya dari dana darurat dan tabungan," ucapnya.
Menurut Teja, penggunaan kas harian hingga dana darurat harus dihitung dengan seksama. Apakah dana daruratnya cukup untuk sebulan lagi atau dua bulan lagi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 4 Langkah Siapkan Dana Kesehatan di Tengah Pandemi Corona |
"Pada kondisi ini, pakai cash yang ada dulu, kalau sudah tidak ada baru dana darurat, lalu tabungan, dan terakhir cairkan investasi," tuturnya.
Untuk mencairkan investasi, Teja menyarankan agar investasi jangka panjang seperti tabungan pendidikan anak dan pensiun tidak dicairkan. Lebih baik, katanya, cairkan investasi yang memang untuk jangka pendek dan mudah pencairannya.
"Kalau saham karena kondisi seperti ini, nilainya turun, sebenarnya malah rugi ya. Jadi dilihat dulu saja mana yang tidak terlalu merugikan, bisa cepat, dan bukan jangka panjang," katanya.
Selain itu, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mencari penghasilan tambahan atau baru. Hal ini harus dilakukan karena tidak mungkin hanya menggantungkan nasib pada dana darurat, apalagi kondisi PPKM Darurat masih penuh ketidakpastian.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 5 Cara Hindari Pinjol Agar Tak Dikejar Debt Collector |
Teja mengatakan penghasilan baru ini bisa dilakukan dengan memulai bisnis kecil-kecilan, misalnya menjual produk reseller. Bisa juga dengan menjual makanan karena permintaan makanan delivery tengah meningkat juga.
Bisnis lain yang bisa dicoba adalah menjual produk-produk kesehatan, misalnya masker, vitamin, obat-obatan. Selain itu, yang bisa dicoba juga adalah perlengkapan rumah tangga mengingat masyarakat harus berdiam di rumah untuk jangka waktu yang lama.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andi Nugroho menambahkan kelompok pekerja yang penghasilannya berkurang perlu menambah kreativitas. Misalnya dengan menjajal usaha online hingga bergabung ke e-commerce.
"Selain harus mengencangkan 'ikat pinggang', mereka juga harus 'putar otak' misalnya yang tadinya jualan ayam geprek punya toko sendiri, offline, karena orang tidak bisa makan di situ, ya dibuat jadi online. Begitu juga yang punya bisnis pakaian, bisa dipasarkan ke media online, pasar online, e-commerce," kata Andi.