Kisah pilu seorang guru TK di Malang, Jawa Timur, yang terjerat utang Rp40 juta lewat perusahaan fintech peer to peer lending atau pinjaman online (pinjol) ramai diperbincangkan di media sosial. Pasalnya, guru tersebut mengalami teror dan berbagai ancaman yang sempat membuatnya ingin bunuh diri.
Namun, topik ini sebetulnya menghangat bukan semata karena si debitur berprofesi sebagai guru, melainkan juga karena hal serupa telah dialami banyak orang.
Fintech, seperti kita ketahui, telah memberikan banyak kemudahan dalam mengakses pembiayaan. Namun terkadang banyak orang yang justru 'terjebak' dengan terus-menerus menarik pinjam tanpa memperhitungkan kemampuan bayar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, kasus-kasus serupa seperti yang dialami guru TK di Malang tersebut kerap terjadi.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan meminjam uang lewat fintech peer to peer lending sebenarnya tidak disarankan bagi individu dengan pendapatan yang tak stabil atau tidak tetap.
Bahkan jika individu tersebut memperoleh penghasilan tetap tiap bulannya, mengakses pembiayaan melalui pinjol juga tak disarankan jika kondisi ekonomi sedang tak menentu seperti sekarang.
Untuk itu, ia memberikan tips mengakses pembiayaan yang lebih aman dan terhindar dari risiko teror serta ancaman lainnya seperti di pinjol.
"Selain meminjam dari pinjol, ada beberapa sumber yang bisa dijadikan alternatif untuk kita bisa mendapatkan dana segar," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Alternatif pembiayaan pertama yang dapat dipertimbangkan adalah gadai barang atau aset yang dimiliki. Memang risikonya adalah kehilangan barang yang dijadikan jaminan jika terjadi gagal bayar.
Namun, biasanya pembiayaan melalui gadai akan lebih murah dibandingkan melalui pinjol.
"Yang paling ringan dalam hal konsekuensi dan rasa takut dari dikejar-kejar orang adalah dengan cara menjual/menggadaikan aset atau barang yang kita miliki. Risikonya memang kita jadi kehilangan/tidak memiliki barang tersebut lagi," ucap Andi.
Alternatif lainnya, kata Andi, adalah meminjam uang dari orang tua, saudara atau teman yang telah kenal dekat dan dapat dipercaya. Cara ini termasuk rendah risiko jika terjadi gagal bayar.
Karena, kecil kemungkinan orang-orang tersebut akan mengejar-ngejar si peminjam dengan agresif seperti pinjol.
"Namun kemungkinan kita bisa mendapatkan pinjaman juga tidak selalu berhasil, ataupun bila dapat mungkin jumlahnya tidak sebesar yang kita butuhkan," tuturnya.
Selain itu ada pula opsi lain yang rendah risiko yakni mengajukan pinjaman dari bank ataupun lembaga keuangan. Memang, cara ini membutuhkan jaminan seperti gadai barang, dan prosesnya pun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapat persetujuan.
Akan tetapi, biasanya pinjaman yang diberikan akan jauh lebih murah ketimbang pinjol. Selain itu bila peminjam memiliki kartu kredit, maka besar kemungkinan ia bisa mendapatkan dana segar dengan cara tarik tunai dari kartu kredit.
"Cara ini termasuk instan karena cukup dengan memprosesnya di mesin ATM yang menerbitkan credit card kita, namun juga harus diperhatikan bunga yang dibebankan kepada kita sebagai pengutang," jelas Andi.
Baca juga:Tip Merintis Bisnis Bagi Kaum Milenial |