Mengenal Inflasi: Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Dampak

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jul 2021 19:15 WIB
Inflasi kerap dikaitkan sebagai tolak ukur stabilitas ekonomi. Apa itu inflasi? Berikut pengertian, jenis, penyebab, beserta dampaknya.
Ilustrasi. Inflasi kerap dikaitkan sebagai tolak ukur stabilitas ekonomi. (CNNIndonesia/ Safir Makki)

Jenis Inflasi

Secara teoritis, inflasi terbagi dalam berbagai tingkat-tingkat tertentu. Berikut ulasannya.

Berdasarkan Tingkat Keparahan

Menurut tingkat keparahannya, inflasi terbagi dalam tiga jenis, berikut di antaranya.

Inflasi ringan

Inflasi ringan tidak terlalu berdampak besar hingga mengganggu roda perekonomian. Harga juga masih naik dalam batas wajar. Biasanya, inflasi ini naik hanya 10 persen setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inflasi sedang

Inflasi pada tingkat ini mulai mengkhawatirkan dan mengancam roda perekonomian. Tidak hanya produsen, masyarakat berpenghasilan tetap juga terancam. Inflasi sedang terjadi dengan kisaran 30 persen setiap tahunnya.

Inflasi berat

Suasana pembangunan apartemen di Tangerang, Banten, Jumat (30/1). Menteri Keuangan, Bambang Brojonegoro mengatakan inflasi pada bulan Januari hampir 0 persen, dan berharap agar para investor dapat segera masuk ke Indonesia. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ss/pd/15Ilustrasi. Ada beberapa jenis inflasi yang dibagi berdasarkan sejumlah kategori. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ss/pd/15)

Inflasi berat adalah masalah serius. Inflasi ini mengacaukan roda perekonomian, contoh nyatanya adalah krisis moneter 1998. Tingkat persentasenya mencapai 100 persen.

Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifat, inflasi terbagi dalam tiga kategori, berikut di antaranya.

Inflasi merayap (creeping inflation)

Sifat dari inflasi merayap berupa laju inflasi yang rendah dimana kenaikan harga berjalan lambat dalam persentase kecil dan dalam jangka waktu yang lama.

Inflasi menengah (galloping inflation)

Laju pada inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup fluktuatif dan berubah-ubah setiap minggu bahkan bulan. Ketidakpastian ini membuat perekonomian menjadi berat.

Inflasi tinggi (hyperinflation)

Inflasi tinggi membahayakan perekonomian. Pada kasus ini, masyarakat kemungkinan besar akan berpotensi menarik tabungannya dari bank.

Perputaran uang menjadi sangat cepat, sementara harga barang naik secara fleksibel. Hal ini bisa terjadi jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.

Berdasarkan Asal

Berdasarkan asalnya, inflasi terbagi dalam dua kategori, berikut diantaranya.

Inflasi dalam negeri

Inflasi ini terjadi akibat defisit anggaran belanja, situasi politik, dan lain sebagainya. Defisit anggaran kemungkinan besar akan membuat pemerintah mencetak uang guna memenuhi kebutuhan.

Inflasi luar negeri

Warga berjalan di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, Senin (21/9/2020). Pemerintah optimis dapat menyalurkan stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp100 triliun sampai akhir September 2020. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.Ilustrasi. Sejumlah jenis inflasi memiliki pengertiannya masing-masing. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Inflasi ini terjadi akibat naiknya harga barang impor. Biasanya, akibat produsen dalam negeri yang menggunakan bahan baku atau alat-alat dari luar negeri, sementara situasi luar negeri terhambat karena adanya regulasi perdagangan internasional.

Dampak Inflasi

Terjadinya inflasi memberikan dampak besar bagi masyarakat, baik sebagai konsumen maupun produsen. Inflasi juga memberikan dampak pada negara. Berikut dampak inflasi menurut Bank Indonesia.

1. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus menurun sehingga berdampak pada standar hidup masyarakat dan menjadikan semua orang, terutama kelompok menengah ke bawah, semakin tidak mampu.

2. Inflasi yang tidak stabil menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil menyulitkan masyarakat saat akan berinvestasi, produksi, dan konsumsi. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi menurun.

3. Inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding inflasi negara lain memicu terjadinya tekanan pada nilai rupiah.

(imb/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER