Secara teoritis, inflasi terbagi dalam berbagai tingkat-tingkat tertentu. Berikut ulasannya.
Menurut tingkat keparahannya, inflasi terbagi dalam tiga jenis, berikut di antaranya.
Inflasi ringan tidak terlalu berdampak besar hingga mengganggu roda perekonomian. Harga juga masih naik dalam batas wajar. Biasanya, inflasi ini naik hanya 10 persen setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inflasi pada tingkat ini mulai mengkhawatirkan dan mengancam roda perekonomian. Tidak hanya produsen, masyarakat berpenghasilan tetap juga terancam. Inflasi sedang terjadi dengan kisaran 30 persen setiap tahunnya.
![]() |
Inflasi berat adalah masalah serius. Inflasi ini mengacaukan roda perekonomian, contoh nyatanya adalah krisis moneter 1998. Tingkat persentasenya mencapai 100 persen.
Berdasarkan sifat, inflasi terbagi dalam tiga kategori, berikut di antaranya.
Sifat dari inflasi merayap berupa laju inflasi yang rendah dimana kenaikan harga berjalan lambat dalam persentase kecil dan dalam jangka waktu yang lama.
Laju pada inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup fluktuatif dan berubah-ubah setiap minggu bahkan bulan. Ketidakpastian ini membuat perekonomian menjadi berat.
Lihat Juga : |
Inflasi tinggi membahayakan perekonomian. Pada kasus ini, masyarakat kemungkinan besar akan berpotensi menarik tabungannya dari bank.
Perputaran uang menjadi sangat cepat, sementara harga barang naik secara fleksibel. Hal ini bisa terjadi jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.
Berdasarkan asalnya, inflasi terbagi dalam dua kategori, berikut diantaranya.
Inflasi ini terjadi akibat defisit anggaran belanja, situasi politik, dan lain sebagainya. Defisit anggaran kemungkinan besar akan membuat pemerintah mencetak uang guna memenuhi kebutuhan.
![]() |
Inflasi ini terjadi akibat naiknya harga barang impor. Biasanya, akibat produsen dalam negeri yang menggunakan bahan baku atau alat-alat dari luar negeri, sementara situasi luar negeri terhambat karena adanya regulasi perdagangan internasional.
Terjadinya inflasi memberikan dampak besar bagi masyarakat, baik sebagai konsumen maupun produsen. Inflasi juga memberikan dampak pada negara. Berikut dampak inflasi menurut Bank Indonesia.
1. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus menurun sehingga berdampak pada standar hidup masyarakat dan menjadikan semua orang, terutama kelompok menengah ke bawah, semakin tidak mampu.
2. Inflasi yang tidak stabil menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil menyulitkan masyarakat saat akan berinvestasi, produksi, dan konsumsi. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi menurun.
3. Inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding inflasi negara lain memicu terjadinya tekanan pada nilai rupiah.
(imb/asr)