Pengusaha Jual Koleksi Burung Ratusan Juta Buat Gaji Karyawan

CNN Indonesia
Rabu, 28 Jul 2021 11:09 WIB
Pengusaha tempat wisata menjual aset, termasuk burung macaw, demi menutup biaya operasional dan gaji karyawan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi.
Pengusaha tempat wisata menjual aset, termasuk burung macaw, demi menutup biaya operasional dan gaji karyawan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi. Ilustrasi. (Sinoca/Pixabay).
Bandung, CNN Indonesia --

Himpitan ekonomi di tengah pandemi dirasakan hampir seluruh kalangan. Tak terkecuali, pengusaha. Di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pengelola Terminal Wisata Grafika Cikole terpaksa menjual asetnya, termasuk burung, untuk menutup biaya operasional dan membayarkan gaji karyawan.

Soalnya, biaya operasional dan gaji karyawan tetap harus dibayarkan di tengah penutupan tempat wisata akibat PPKM. Meskipun, pengelola Terminal Wisata Grafika Cikole telah merumahkan sebagian besar karyawan.

"Sebenarnya, kami ingin menyelamatkan operasional perusahaan untuk menutup gaji karyawan, sehingga mau tidak mau, salah satunya jual koleksi burung macaw," terang General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole Sapto Wahyudi dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut ada enam ekor burung macaw yang terpaksa dilego. Burung dengan paruh bengkok tersebut laku dijual Rp30 juta untuk ukuran sedang dan Rp100 juta untuk ukuran besar.

Hasil dari penjualan burung macaw tersebut kemudian digunakan untuk menutup operasional perusahaan, termasuk gaji karyawan. "Intinya, bisa menutup gaji karyawan satu bulan," imbuh dia.

Sapto melanjutkan PPKM yang kini diperpanjang membuat perusahaan tidak mengantongi pemasukan sama sekali karena objek wisata ditutup. Kondisi ini mempengaruhi keuangan pengelola.

"Kunjungan sudah nggak ada sama sekali. Kami cuma berharap dari kamar karena status kamar masih boleh buka, walaupun sangat tidak sesuai ekspektasi kami," ungkapnya.

Ia mengaku sudah menawarkan promo besar-besaran kepada pengunjung, namun demikian okupansi tetap saja masih jauh dari target.

"Sudah promo kamar cukup jauh kita diskon sampai 30-40 persen kamar. Dengan catatan terisi 25-35 persen (okupansi), tapi tidak tercapai," katanya.

Sebelum PPKM pada 3 Juli lalu, Terminal Wisata Grafika Cikole mempekerjakan total 105 karyawan. Terdiri dari, 30-40 karyawan saat weekday dan 80 karyawan saat weekend.

"Sekarang (saat PPKM) yang masuk cuma 5 persen. Paling banter kalau ada yang menginap, 10 persen (karyawan) dari total 105 karyawan," terang Sapto.

Hitung-hitungan pengelola, total kerugiannya sejak awal pandemi mencapai Rp2 miliar hingga saat ini.

Dukung PPKM Dengan Syarat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER