Penyaluran BPUM Melalui BRI Capai Rp 9,84 triliun
Penyaluran stimulus Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) melalui BRI mencapai Rp 9,84 triliun untuk 8,2 juta pelaku usaha mikro. Bank ini optimis penyaluran ini akan tuntas.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkap banknya berupaya maksimal untuk menyalurkan BPUM saat pelaksanaan PPKM Level 4. Salah satu satu upaya tersebut adalah inovasi BPUM Reservation System untuk memudahkan dan mempercepat pencairan. BRI pun melakukan sosialisasi agar pencairan BPUM dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan dan berpedoman pada protokol kesehatan.
"Hingga saat ini realisasi penyaluran mencapai angka 77% dan kami optimis bisa selesai sesuai target akhir tahun ini," jelasnya saat penyerahan BPUM di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/7/2021).
Inovasi sistem reservasi online memberikan kemudahan bagi calon penerima BPUM dalam memperoleh informasi sebaran lokasi unit kerja BRI untuk menghindari antrian. Sistem ini pun memudahkan penerima BPUM untuk memperoleh nomor antrian pada unit kerja yang dituju.
Proses pengecekan dan pencairan bantuan dengan sistem reservasi tersebut dilakukan melalui https://eform.bri.co.id/bpum. Calon penerima BPUM hanya menerima 1 kali stimulus BPU untuk 1 NIK (nomor induk kependudukan) dalam satu tahun anggaran. Masyarakat penerima BPUM tidak dapat menerima stimulus dua kali dalam tahun yang sama.
Syarat penerima dana BPUM diatur dalam Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 2 Tahun 2021 yakni pertama status WNI dan memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dibuktikan dengan KTP Elektronik. Kedua, memiliki usaha mikro yang dibuktikan dengan surat usulan calon penerima BPUM dari pengusul BPUM.
Ketiga, bukan Aparatur Sipil Negara, Anggota TNI, Anggota POLRI, Pegawai BUMN atau BUMD. Serta keempat, tidak sedang menerima KUR.
Perseroan ini sendiri telah merancang strategi menangkap peluang maksimalisasi stimulus ini dengan mengakselerasi penyaluran KUR. Salah satu strateginya yakni businesses follow stimulus yang terbukti memberikan dampak positif terhadap penyerapan KUR BRI. Menurut hasil riset internal BRI, kata dia, sebanyak 72 persen pelaku Usaha Mikro penerima BPUM membutuhkan modal kerja tambahan.
"Modal ini untuk mempercepat pemulihan usaha dan mengembangkannya. Hal ini merupakan salah satu sumber permintaan KUR BRI sehingga penyalurannya on the track," tambahnya dalam acara yang turut dihadiri jajaran Kabinet Indonesia Maju, diantaranya Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki itu.
Penyaluran BPUM merupakan salah satu implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilakukan oleh BRI. Selain program tersebut BRI berperan strategis dalam menyukseskan program pemerintah lainnya.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa BPUM tersebut diharapkan dapat membantu pemulihan kondisi perekonomian. Tahun 2021 yang akan dibagikan untuk BPUM ini Rp 15,3 triliun, kata dia, yang dibagikan kepada 12,8 juta pelaku Usaha Mikro dan Kecil yang ada di seluruh tanah air.
"Kita berharap ini bisa membantu ekonomi kita semuanya," ungkap Jokowi.
Hingga 30 Juni 2021, BRI telah melakukan upaya strategis membantu percepatan pemulihan ekonomi. Upaya tersebut antara lain restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sebesar Rp 175,16 triliun untuk 2,49 juta debitur dan memberikan subsidi bunga untuk UMKM Rp 5,51 triliun untuk 8,91 juta debitur. BRI juga melakukan penjaminan kredit UMKM Rp 19,45 triliun untuk 29 ribu debitur serta penyaluran KUR Super Mikro Rp 14,4 triliun untuk 1,64 juta debitur.
Pada tahun lalu BRI telah melakukan penyaluran subsidi gaji bagi pekerja/buruh sebesar Rp 6,45 triliun untuk 5,38 juta rekening penerima. BRI juga sudah menyalurkan kembali dana penempatan pemerintah di bank pelat merah kepada para debitur yang membutuhkan.
Bank ini mendapat penempatan dana pemerintah total sebesar Rp 15 triliun pada 2020. Dari penempatan tersebut, BRI berhasil menyalurkan pinjaman kepada nasabah senilai Rp 136,7 triliun atau lebih dari 9 kali lipat nilai penempatan dana pemerintah.
(ary)