Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.452 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (20/8) sore. Posisi tersebut melemah 0,35 persen dibandingkan perdagangan Kamis (19/8) sore di level Rp14.402 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.464 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.414 per dolar AS.
Sore ini, mata uang di Asia bergerak bervariasi. Terpantau, dolar Singapura menguat 0,07 persen, dolar Taiwan melemah 0,16 persen, won Korea Selatan melemah 0,27 persen, dan peso Filipina menguat 0,34 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, yuan China melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,03 persen, bath Thailand menguat 0,03 persen, rupee India melemah 0,24 persen, dan yen Jepang menguat 0,05 persen
Sementara, sebagian besar mata uang di negara maju lesu di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris melemah 0,13 persen, dolar Australia melemah 0,42 persen, dan dolar Kanada melemah 0,7 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah masih terjadi lantaran rencana tapering atau pengetatan moneter The Fed pada akhir 2021 nanti. Rencana itu membuat dolar AS perkasa terhadap sebagian besar mata uang negara lain.
"Investor sekarang akan menantikan simposium Jackson Hole Fed yang berlangsung dari 26 Agustus hingga 28 Agustus untuk petunjuk lebih lanjut tentang penurunan aset dan jadwal kenaikan suku bunga," ungkap Ibrahim dalam risetnya.
Dari dalam negeri, realisasi defisit transaksi berjalan yang meningkat dari US$1,1 miliar menjadi US$2,2 miliar ikut memberikan sentimen negatif untuk rupiah. Selain itu, WHO mengatakan sejumlah provinsi di Indonesia masih berada di tingkat penularan tinggi.
Ibrahim memprediksi rupiah masih berfluktuasi pada awal pekan depan. Ia meramalkan rupiah bergerak dalam rentang Rp14.450-Rp14.500 per dolar AS pada Senin (23/8).