Ketika Bisnis Eceng Gondok Rp1,5 M Tersapu Pandemi

CNN Indonesia
Minggu, 22 Agu 2021 10:18 WIB
Pandemi telah menyapu bisnis eceng gondok Wiwit Manfaati yang sempat mencapai omzet hingga Rp1,5 miliar hingga kini hanya Rp20 juta setahun.
Wiwit saat ditemui di sanggar kerajinan tangan miliknya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/8). (dok. Melani Putri)
Surabaya, CNN Indonesia --

Wiwit Manfaati (54) tak pernah menyangka bisa menyekolahkan dua anaknya hingga sarjana hingga pergi haji dari hasil jerih bisnis kerajinan eceng gondok yang dirintisnya. Apalagi ketika keduanya mimpi besar itu tercapai, masih tersisa rupiah di rekeningnya.

Berawal dari 'bersih-bersih' limbah eceng gondok di sungai dekat rumahnya, Wiwit kini bisa disebut sebagai pengusaha sukses. Keahliannya mengubah limbah menjadi kerajinan tangan dengan nilai jual tinggi memutar roda hidupnya.

"Iya saya dulu miskin, atap rumah kami hampir roboh waktu itu, suami kena PHK, kena tipu hingga raib uang berjuta-juta, sekarang Alhamdulilah punya simpanan dan untuk hari tua," kata Wiwit saat ditemui CNNIndonesia.com di sanggar kerajinan tangan miliknya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Modal Rp20 Ribu, Untung Rp1,5 Miliar

Langkah Wiwit bersama suaminya, Supardi (54) berawal dari 2008 silam. Sang suami terkena PHK besar-besaran dari sebuah perusahaan, Wiwit yang menjadi Ibu Rumah Tangga saat itu sempat bekerja di sebuah kantor percetakan untuk menambah penghasilan keluarga.

Selepas sang suami terkena PHK, keuangan keluarga mulai limbung. Bermodal kepercayaan pada teman, Wiwit dan suami membuka usaha kecil-kecilan dengan seorang kerabat. Namun untung tak kunjung datang, justru panggilan penagih utang datang silih berganti.

"Kami kena tipu saat itu, tiap hari ada penagih utang padahal kami tidak berutang kepada siapa pun," kata Wiwit.

Tak hilang akal, Wiwit mencoba mencari pundi rupiah. Berbekal kemampuan menganyam seadanya, perempuan berjilbab ini kemudian memberanikan diri menjual kerajinan tangan dari eceng gondok.

"Waktu itu 2008 harga eceng gondok cuman Rp1.500 per kilogram. Saya lihat eceng gondok itu dikirim ke pabrik untuk dibuat kerajinan, saya pikir saya juga bisa mengubahnya jadi kerajinan tangan," kenang Wiwit.

Berbekal uang Rp20 ribu, Wiwit kemudian membeli eceng gondok untuk dianyam menjadi berbagai bentuk. Mulanya dia membuat taplak meja, wadah, hingga vas bunga.

"Saya kasih lihat tetangga dan katanya bagus, dari situ saya mulai semangat dan coba jual lebih banyak ke sekitar," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]



Meniti Sukses Bisnis Eceng Gondok Modal Rp20 Ribu hingga Omzet Rp1,5 M

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER