Harga Jagung Tinggi, Padahal Stok Melimpah

CNN Indonesia
Selasa, 21 Sep 2021 08:52 WIB
Kementan membenarkan kenaikan harga jagung untuk pakan ternak. Namun, ia memastikan kenaikan harga bukan karena stok yang saat ini terbilang cukup.
Kementan membenarkan kenaikan harga jagung untuk pakan ternak. Namun, ia memastikan kenaikan harga bukan karena stok yang saat ini terbilang cukup. (ANTARA FOTO/Akbar Tado).
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi tak menampik bila harga jagung untuk pakan ternak sedang tinggi di pasaran. Namun, ia memastikan kenaikan harga jagung ini bukan disebabkan oleh minimnya stok karena pasokan saat ini terbilang cukup.

"Stok buffer kami cukup, bahkan lebih untuk tahun ini," kata Harvick seperti dilansir dari Antara, Selasa (21/9).

Data Kementan mencatat stok ada 2,3 juta ton. Jumlah ini tersebar di Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sebanyak 722 ribu ton. Lalu, di pengepul 744 ribu ton, di agen 423 ribu ton, dan sisanya di usaha lain sampai eceran ke rumah tangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Harvick mengatakan penyebab harga jagung tinggi adalah disparitas harga antara harga acuan pembelian (HAP) dari Kementerian Perdagangan dengan harga yang ada di pasaran.

Pasalnya, harga acuan pembelian berada di angka Rp4.500 per kilogram (kg), sementara harga di pasaran sekitar Rp5.500 sampai Rp6.000 per kg.

Selain itu, ada ketidaksinkronan antara pengusaha pakan besar dan kecil terhadap peternak rakyat. Sebab, peternak rakyat tengah membengkak biaya produksinya, sehingga tidak bisa menjual telur di atas Harga Pokok Produksi (HPP).

Atas kejadian harga jagung tinggi ini, Harvick mengatakan ia telah meminta jajaran Kementan untuk berkomunikasi dengan para pelaku usaha, termasuk industri pakan ternak, peternak, dan petani untuk menjaga kondusifitas di lapangan.

Senada, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan harga jagung tinggi karena ada ketimpangan antara peternak rakyat yang tidak mampu membeli jagung kepada petani dalam jumlah besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan pakan ternak besar.

"Inginnya petani kan cash and carry, peternak inginnya tunda dulu dan sebagainya. Itu jadi kendala untuk akses jagung oleh peternak kecil," kata Suwandi.

Penyebab lain harga jagung tinggi adalah masa panen yang tidak merata di seluruh daerah Indonesia. Beberapa daerah mengalami panen secara musiman, tapi ada juga yang sedang tidak.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan kepada Kementan dan Kemendag untuk menyediakan jagung untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton dengan harga Rp4.500 per kg. Kebijakan tersebut untuk meringankan beban peternak rakyat agar bisa berproduksi dengan maksimal dan bisa menjual telur atau ayam pedaging di atas HPP.

[Gambas:Video CNN]



(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER