Prancis Ancam Blokir Rencana Dagang Australia-Uni Eropa
Prancis mengancam akan memblokir rencana perjanjian perdagangan bebas antara Australia dan Uni Eropa (UE). Ini merupakan imbas dari keputusan Australia yang membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam milik Prancis.
Padahal sebelumnya Australia telah menyepakati pembelian kapal selam Prancis senilai 90 miliar dolar Australia atau setara Rp930,96 triliun (kurs Rp10.344 per dolar Australia) di Canberra. Namun, Australia tiba-tiba membatalkan karena melirik perjanjian militer baru dengan Amerika Serikat dan Inggris.
"Menepati janji adalah kondisi kepercayaan antara demokrasi dan antara sekutu. Jadi tidak terpikirkan untuk melanjutkan negosiasi perdagangan seolah-olah tidak ada yang terjadi dengan negara lain, kita tidak percaya lagi," ungkap Sekretaris Urusan Eropa Prancis Clément Beaune seperti dilansir dari CNN, Selasa (21/9).
Selain mengancam blokir, Prancis juga sudah menarik duta besar mereka di Australia dan AS sejak Jumat (17/9) lalu. Sementara rencana perjanjian perdagangan bebas antara Australia dan Uni Eropa sejatinya sudah diinisiasi sejak 2018 dengan perkembangan mencapai 11 putaran pembicaraan, terkait penghilangan hambatan ekspor hingga hak kekayaan intelektual.
Tapi, dengan ancaman blokir dari Prancis ini, bukan tidak mungkin perjanjian perdagangan bebas itu benar-benar bisa terhambat. Sebab, Prancis merupakan salah satu anggota dalam perjanjian ini.
"Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima, jadi kami ingin tahu apa yang terjadi dan mengapa," ucap Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Uni Eropa sendiri merupakan mitra dagang ketiga bagi Australia. Nilai perdagangan barang dari kedua pihak mencapai US$42 miliar atau setara Rp598,08 trilun (kurs Rp14.240 per dolar AS) dan perdagangan jasa US$30 miliar atau Rp427,2 triliun.
Sebelum bertegang dengan Prancis, Australia tengah bermusuhan dengan China, bahkan negeri tirai bambu itu memblokir sejumlah produk ekspor dari negeri kangguru.
Kendati begitu, China tengah membuka komunikasi dengan Australia agar bisa bergabung ke Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans Pasifik (CPTPP) atau dikenal juga dengan TPP.