EDUKASI KEUANGAN

Kiat Siapkan Dana untuk Beli Hunian TOD bagi Milenial

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Okt 2021 09:07 WIB
Sejumlah pengembang properti tengah masif membangun hunian berkonsep TOD dalam beberapa tahun terakhir. Berikut tips untuk mengumpulkan uang beli TOD.
Sejumlah pengembang properti tengah masif membangun hunian berkonsep TOD dalam beberapa tahun terakhir. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pengembang properti tengah masif membangun hunian berkonsep transit oriented development (TOD) dalam beberapa tahun terakhir. Hunian ini ibarat apartemen, tapi punya konsep terintegrasi dengan simpul konektivitas dan transportasi, misalnya menempel dengan stasiun MRT, LRT, dan lainnya.

Pengamat properti sekaligus Senior Associate Director of Research Colliers International Ferry Salanto menilai hunian dengan konsep TOD memiliki keunggulan dari segi akses dan lokasi. Sekalipun tidak terlalu dekat pusat kota atau pusat kerja, tapi jaminan akses transportasi umum yang terintegrasi dan cepat tetap bisa menjadi nilai tambah.

Kelebihan ini, sambungnya, cocok bagi kalangan pekerja aktif dan produktif yang selalu mengutamakan mobilitas. Begitu juga dengan kalangan milenial yang masih fokus bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :

"Tentu kita bisa hemat waktu, apalagi kalau sudah kerja normal ke kantor lagi. Jarak dan waktu tempuh mungkin bukan isu lagi," ucap Ferry kepada CNNIndonesia.com, Jumat (1/10).

Tak hanya punya kelebihan sebagai tempat tinggal, hunian dengan konsep TOD, katanya, juga punya nilai investasi dan sumber pendapatan seperti halnya properti lain. Bila tidak dihuni, hunian TOD bisa disewakan agar mendapat penghasilan rutin, tapi sewaktu-waktu bisa juga dijual sehingga mendapat keuntungan investasi dari selisih harga beli dan harga jual.

Apalagi, sambungnya, bila lokasi, akses, dan perkembangan hunian TOD ke depan semakin baik, tentu nilai jualnya bisa lebih tinggi. Namun, potensi investasi tetap perlu dicermati sesuai dengan kondisi perekonomian ke depan.

Lalu, bagaimana cara membeli hunian TOD, entah untuk tempat tinggal maupun investasi bagi milenial? Rambu-rambu keuangan apa saja yang perlu dicermati untuk bisa memiliki hunian ini?

1. Siapkan DP

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan hunian TOD sejatinya sama dengan properti lain, maka langkah keuangan yang perlu dilakukan pertama kali adalah mempersiapkan uang muka (down payment/DP).

Andy menyarankan agar calon pembeli setidaknya mempersiapkan DP sekitar 20 persen dari total harga hunian TOD. Misalnya, harganya Rp600 juta, maka setidaknya perlu siapkan dana Rp120 juta.

"Dana sekitar 20 persen ini sebagai uang muka, administrasi, dan pembayaran-pembayaran pertama lainnya," ujar Andy.

Menurutnya, porsi 20 persen cukup ideal bagi pekerja milenial karena besaran DP properti saat ini banyak yang mulai dari nol persen sampai 20 persen. Porsi tengahnya sekitar 10 persen, sehingga sisanya bisa digunakan untuk pembayaran administrasi awal.

Sebab, DP sejatinya bukan satu-satunya pengeluaran di awal membeli properti, tapi perlu juga untuk mengurus administrasi. Misalnya, untuk pengurusan jual beli melalui notaris antara pembeli dan pengembang.

Sementara menurut Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning Mohammad Andoko, porsi DP perlu dibuat untuk berjaga-jaga sampai 30 persen dari total harga beli hunian TOD. Pertimbangannya sama, di mana kelebihannya untuk biaya administrasi.

"Tapi ini bisa dinegosiasikan dengan pengembang," ungkap Andoko.

2. Cicilan 30 Persen

Setelah melihat kecukupan dana untuk DP, selanjutnya pikirkanlah apakah pekerja milenial mampu membayar cicilan bulanannya? Andy mengatakan idealnya sisihkan 30 persen dari gaji atau penghasilan untuk memenuhi kewajiban cicilan.

"Jadi semisal cicilan per bulannya adalah Rp3 juta, maka idealnya kita memiliki penghasilan Rp10 juta. Bila ternyata penghasilan kita lebih kecil dari Rp10 juta, maka sebaiknya dipikirkan lagi rencana tersebut," kata Andy.

Perhitungan porsi ideal ini perlu diperhitungkan karena pengeluaran seseorang biasanya tidak hanya pada cicilan propertinya saja. Tapi juga kebutuhan sehari-hari, tabungan, dana darurat, hingga investasi dan dana pensiun, semuanya harus diimbangi juga dan tidak boleh habis hanya untuk cicilan.

Andoko menambahkan porsi ideal ini merujuk pada kebijakan cicilan yang biasa diterapkan bank. Hal ini untuk memastikan bahwa pekerja milenial tetap bisa membayar cicilan per bulan ke depan.

"Sebenarnya 25 persen sampai 30 persen sudah ideal, bahkan kalau lebih dari itu, justru lebih baik. Selain itu bank juga akan cek bagaimana kualitas kredit atau utang kita sebelumnya, apakah lancar atau tidak," imbuh Andoko.

[Gambas:Video CNN]

Bunga Pinjaman dan Tenor Cicilan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER