Bank Sentral China Sentil Alipay-Alibaba Lakukan Monopoli

CNN Indonesia
Jumat, 08 Okt 2021 13:57 WIB
Bank sentral China berjanji menindak keras pelaku usaha fintech yang melakukan praktik monopoli dan menjual data.
Bank sentral China berjanji menindak keras pelaku usaha fintech yang melakukan praktik monopoli dan menjual data. (AFP/Wang Zhao).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank sentral China berjanji memperkuat pengawasan industri fintech pembayaran online dan akan menindak keras pelaku usaha yang terbukti melakukan praktik monopoli. Pernyataan ini sekaligus mengindikasikan Pemerintah China akan terus mengawasi Alipay, fintech milik raksasa teknologi Alibaba.

Tidak cuma Alipay, bank sentral China juga menargetkan sejumlah perusahaan teknologi lainnya, seperti Meituan, penyedia layanan antar makanan, karena dugaan serupa, yakni praktik monopoli dan jual-beli data konsumen.

Upaya ini, menurut bank sentral China, tidak akan terbatas pada sektor fintech, tetapi juga sektor pendidikan swasta, properti, hingga kasino.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan terus bekerja sama dengan otoritas untuk mengekang monopoli dan secara aktif menangani diskriminasi algoritma dan bentuk baru perilaku anti-persaingan lainnya," ungkap Gubernur Bank Sentral China Yi Gang, dikutip dari AFP, Jumat (8/10).

Menurut Yi Gang, bank sentral China juga akan meminta semua perusahaan jasa keuangan berbasis teknologi alias fintech di negaranya untuk memiliki izin dan terdaftar resmi.

Sebab, ia mengungkapkan ada platform yang memperoleh data pengguna dengan jumlah yang besar. Jika dibiarkan, perusahaan ini dapat mengarah ke monopoli pasar dan membahayakan efisiensi inovasi.

Sebelumnya, China meminta perubahan bisnis besar-besar kepada raksasa aplikasi pembayaran China, Alipay, termasuk mengendalikan pertumbuhannya yang semakin tak terkendali.

Alipay tercatat memiliki lebih dari 1 miliar pengguna di China dan negara Asia lainnya. Perusahaan ini mencatatkan rekor melantai di bursa saham setempat (IPO) sebesar US$37 miliar.

Perusahaan sabetan Jack Ma ini terus menjadi sasaran pemerintah dengan tujuan untuk menghapuskan monopoli dan memperkuat keamanan data yang bernilai miliaran dolar.

[Gambas:Video CNN]



(fry/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER