BPDPKS Sebut Replanting Sawit Kerek Kesejahteraan Petani Babel

BPDPKS | CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 11:04 WIB
Program replanting membawa peningkatan kesejahteraan petani sawit di Bangka Belitung. (Arsip BPDPKS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Komoditas Kelapa Sawit memiliki arti penting bagi perekonomian warga Bangka Belitung. Perkebunan sawit telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap volume ekspor komoditi pertanian, sekaligus menopang perekonomian di tengah badai pandemi Covid-19.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurachman mengungkapkan bahwa peran kelapa sawit dalam perekonomian di Indonesia cukup signifikan. Dari sisi ekspor, rata-rata per tahun dapat menghasilkan US$22 miliar apabila dibandingkan dengan ekspor non migas kurang lebih sebesar 14,2 persen.

"Jadi cukup besar sumbangan kegiatan ekspor sawit Indonesia untuk untuk perekonomian Indonesia," ungkap Eddy dikutip dari acara Blu Ways, Sabtu (6/11).

Program replanting atau Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari BPDPKS pun semakin meningkatkan kesejahteraan para petani sawit. Apalagi minat petani Bangka Belitung cukup kuat untuk mengembangkan komoditas kelapa sawit di sana dengan menggantikan sawit-sawit yang dimiliki melalui program replanting.

Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman menekankan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kembali dengan menggandeng program replanting dengan program yang sudah ada, sehingga nantinya tidak hanya memberi bantuan bibit dan pemotongan yang sudah tidak produktif.

"Harus digandeng lagi ditambah dengan program menanam tanaman sela di saat-saat sambil menunggu tanaman sawit ini produktif. Ini kan butuh waktu kurang lebih 4 tahun. Jadi selama 4 tahun petani kita tidak mendapatkan penghasilan ini, di lahan yang sama, itu harus kita programkan program tanaman sela," kata Erzaldi.

Dia mengungkapkan, sejak 2016 hingga 2020, program replanting sudah menggelontorkan dana secara nasional mencapai Rp5,32 triliun dengan total lahan yang diremajakan seluas 200 ribu hektar dari 1.073 rekomendasi teknis yang diterbitkan.

Sedangkan di tahun 2021, alokasi dana yang dikucurkan sebesar Rp5,5 triliun untuk target peremajaan sawit rakyat seluas 180 ribu hektar. Bangka Belitung menjadi salah satu provinsi yang mendapatkan alokasi dana peremajaan sawit rakyat.

Dana yang dialokasikan tersebut kemudian dikelola BPDPKS untuk kemudian disalurkan dalam program-program sawit berkelanjutan.

Salah satu petani kelapa sawit, Aidi sejak mengetahui program replanting, pada 2019 dia mendapat bantuan sebesar Rp25 juta per hektar. Angka itu naik di tahun 2020, menjadi Rp 30 juta per hektar.

"Dan Alhamdulillah, kegiatan itu sekarang sudah 80% berjalan. Tinggal masih ada beberapa item yang belum. Sebenarnya itu berbentuk uang tetapi dikelola oleh Gapoktan dan dibantu oleh Dinas," kata Aidi.

Dikutip dari acara Blu Ways yang mengangkat tema potensi kelapa sawit di Kepulauan Bangka Belitung serta kegunaan komoditas kelapa sawit untuk kehidupan memaparkan, pada 2020 sektor pertanian Bangka Belitung berkontribusi 20,47 persen untuk perekonomian wilayah dan menjadi penopang dalam pertumbuhan ekonomi di masa pandemi.

Dari angka tersebut, sub sektor perkebunan menyumbangkan 36,09 persen untuk pertanian. Peningkatan kinerja subsektor perkebunan tersebut juga telah mendorong kinerja industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman melalui minyak sawit/crude palm oil (CPO).

Tahun 2018, produksi kelapa sawit di Bangka Belitung 119.056 ton kemudian naik sebanyak 126.675 ton di 2020. Produksi kelapa sawit pun diproyeksikan di angka 130.602 ton di tahun ini dan 132.887 di tahun 2022.

Berkat kelapa sawit juga, nilai tukar petani (NTP) pada Juli 2021 sebesar 123,67 naik 2 persen dibandingkan Juni 2021. Begitu juga dengan nilai usaha rumah tangga pertanian pada Juli 2021 sebesar 123,13, naik 1,6 persen dibandingkan Juni 2021.

Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah yang mengeluarkan beberapa kebijakan. Seperti pemerintah daerah yang mengatur industri sawit dari hulu ke hilir, mulai dari penataan usaha kelapa sawit, penetapan pedoman harga pembelian buah segar, hingga integrasi usaha sawit pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bangka Belitung.

Adapun kerangka pendanaan terdiri dari bantuan bibit sawit dan bibit sawit murah, serta program peremajaan sawit rakyat (replanting sawit), sedangkan skema pembiayaan adanya fasilitas skema kredit usaha rakyat (KUR) dan sejenisnya.

Melalui kegiatan BLU Ways ini nantinya akan membawa beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung petani kelapa sawit, khususnya di wilayah Bangka Belitung.

(osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK