Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.277 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (11/11) sore. Posisi ini melemah 24 poin atau 0,17 persen dari Rp14.253 per dolar AS pada Rabu (10/11).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.288 per dolar AS atau melemah dari Rp14.253 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,01 persen, baht Thailand menguat 0,35 persen, yen Jepang melemah 0,15 persen, peso Filipina melemah 0,15 persen, dolar Singapura melemah 0,28 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,37 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Kemudian, rupee India melemah 0,23 persen, yuan China melemah 0,24 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.
Begitu juga dengan sebagian besar mata uang di negara maju yang melemah terhadap dolar AS. Dolar Kanada melemah 0,3 persen, euro Eropa melemah 0,2 persen, franc Swiss melemah 0,26 persen, dolar Australia melemah 0,53 persen, dan poundsterling Inggris melemah 0,22 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah terjadi lonjakan inflasi di AS. Inflasi AS menyentuh angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir, yakni 6,2 persen secara tahunan per Oktober 2021.
"Data inflasi dapat tetap tinggi hingga 2022 karena kemacetan tetap ada dalam rantai pasokan," kata Ibrahim dalam risetnya.
Ia memproyeksi rupiah bergerak berfluktuasi pada perdagangan Jumat (12/11). Tepatnya, rupiah diramalkan berada dalam rentang Rp14.260 per dolar AS-Rp14.230 per dolar AS.
(aud/agt)