Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.201 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (15/11) sore. Posisi ini menguat 17,5 poin atau 0,12 persen dari Rp14.219 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.206 per dolar AS atau menguat dari sebelumnya, yakni Rp14.243 per dolar AS.
Sementara, mata uang di Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,11 persen, baht Thailand menguat 0,04 persen, yen Jepang melemah 0,03 persen, peso Filipina melemah 0,66 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,09 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, rupee India menguat 0,08 persen, yuan China melemah 0,02 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,02 persen.
Sementara, sebagian besar mata uang di negara maju yang menguat terhadap dolar AS. Dolar Kanada menguat 0,13 persen, euro Eropa menguat 0,05 persen, franc Swiss menguat 0,2 persen.
Kemudian, dolar Australia menguat 0,3 persen, dan poundsterling Inggris menguat 0,02 persen
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor merespons positif realisasi surplus neraca perdagangan yang mencapai US$5,73 miliar per Oktober 2021. Angka itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar US$4,37 miliar.
"Pasar merespons positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (15/11).
Ibrahim menjelaskan surplus terjadi lantaran nilai ekspor lebih tinggi ketimbang impor. Rinciannya, ekspor sebesar US$22,03 miliar dan impor hanya US$16,23 miliar.
Ia memproyeksi rupiah bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa (16/11). Menurutnya, rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp14.180 per dolar AS hingga US414.220 per dolar AS.
(aud/agt)