ANALISIS

Boleh Kok Jokowi Mimpi Ciptakan Ekonomi Baru dari Sirkuit Mandalika

Wella Andany | CNN Indonesia
Kamis, 18 Nov 2021 08:20 WIB
Pengamat menilai sebelum bermimpi untuk menciptakan ekonomi baru di NTB dari Sirkuit Mandalika, Jokowi harus sadar tantangan dan PR yang perlu dilakukan.
Pengamat menilai sebelum bermimpi untuk menciptakan ekonomi baru di NTB dari Sirkuit Mandalika, Jokowi harus sadar tantangan dan PR yang perlu dilakukan. (arsip foto Biro Setpres Agus Suparto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhelatan World Superbike (WSBK) Mandalika 2021 akan dimulai Jumat (19/11) besok, sampai Minggu (21/11) nanti. Sejak jauh-jauh hari, berbagai gambar-gembor promosi telah dilancarkan untuk menarik minat wisatawan di Sirkuit Mandalika.

Maklum, Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya ambisi dan mimpi besar untuk Sirkuit Mandalika. Ia percaya diri keberadaan sirkuit bakal menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Harapan tersebut disampaikan Jokowi mengacu pada rangkaian pertandingan bertaraf internasional seperti WBSK dan MotoGP yang bakal jadi ajang rutin tahunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira ini sebuah perhelatan besar yang setiap tahun terus akan diadakan di Sirkuit Mandalika dan itu dipastikan akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB," tutur Jokowi, Sabtu (13/11) kala meresmikan Sirkuit Mandalika.

Anak buah Jokowi pun melakukan hitung-hitungan ekonomi dari ajang WBSK. Misalnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan potensi ekonomi WBSK mencapai Rp550 miliar per sekali balapan.

Sementara, hitungan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC menunjukkan WSBK dan MotoGP bisa menyerap hingga 7.945 tenaga kerja.

Direktur Keuangan, Strategi, dan Manajemen Risiko ITDC Nugdha Achadie menyebut nilai ekonomi yang dihasilkan dapat mencapai separuh triliun rupiah dan dapat mempercepat pemulihan pariwisata NTB.

Tak hanya itu, Nugdha mengungkapkan jumlah tenaga kerja yang diserap secara tidak langsung berjumlah 3.000 orang melalui UMKM. Kunjungan wisatawan ke Lombok juga akan naik hingga 19 persen dan memperkuat branding pariwisata Indonesia.

Pengamat Pariwisata Universitas Andalas Sari Lenggogeni menyebut Jokowi boleh saja punya ide dan mimpi besar, tapi jangan di atas angin dulu karena realitanya bisa jadi tak seindah bayangan. Dia menilai masih banyak PR yang mesti diselesaikan pemerintah dalam mewujudkan titik ekonomi baru.

Memang, Sari tak menampik kalau Sirkuit Mandalika menjadi awal mula (starting point) yang bagus sebagai magnet memikat wisatawan untuk mampir ke Lombok, NTB. Tapi, itu saja tidak cukup.

Dia menuturkan apabila pemerintah membidik pariwisata premium untuk kelas atas dan bergeser dari mass tourism menjadi niche tourism, maka kualitas wisata yang diberikan harus sesuai dengan promosi.

Mereka yang berada di kelas ekonomi atas, imbuh Sari, sudah melek dengan isu pariwisata hijau, sehingga pemerintah harus mampu mewujudkan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism Goal (SDG).

Dengan kata lain, pemerintah harus menyediakan kendaraan hijau, hotel kelas dunia yang ramah lingkungan, setelah itu pemerintah harus mendorong inklusivitas seperti memastikan keterlibatan masyarakat lokal dan keterwakilan perempuan.

Masalahnya, ia mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam mewujudkan SDG. Ia melihat secara infrastruktur masih banyak PR yang harus dibereskan pemerintah sebelum pariwisata premium yang digadang-gadang jadi titik ekonomi baru bisa terwujud.

"Event-event ini itu hanya promosi tapi yang paling penting kesiapan secara infrastruktur dan soft tangible-nya, misal soal kebersihan itu kan isu besar. Isu lingkungan, sudah siap belum?" bebernya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/11).

Ia juga menyoroti soal keterlibatan masyarakat lokal. Artinya, pertunjukan di Sirkuit Mandalika tidak hanya dinikmati penyelenggara, atlet, dan penonton saja, tapi juga masyarakat setempat. Ia menekankan agar pembangunan mesti melibatkan warga lokal dan menyerap lapangan kerja dalam skala besar.

"Pariwisata itu kan harus dinikmati masyarakat, namanya industri happiness tapi industri happiness itu nggak boleh hanya dinikmati segelintir orang, harus dinikmati oleh semua," imbuhnya.

Selain itu, Sari menilai perhelatan setahun sekali saja seperti WBSK atau MotoGP belum cukup untuk menjadi sumber ekonomi baru. Sebab, mimpi besar Jokowi itu tidak terlepas dari gambaran besar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang hingga kini masih menghadapi banyak tantangan, khususnya soal menarik pembiayaan dari investor.

Pembangunan KEK yang bersifat jangka panjang membuat penciptaan ekonomi baru di NTB juga perkara yang belum bisa diwujudkan saat ini. Untuk sekarang, ia menyarankan pemerintah untuk fokus menyukseskan WBK dan MotoGP karena mata global bakal tertuju pada Indonesia.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy menilai perhelatan olahraga seperti WSBK dan MotoGP mempunyai dampak ekonomi yang langsung dan tidak langsung. Contohnya, perhelatan ini bisa menjadi sumber penerimaan baru bagi daerah dan pemerintah pusat lewat penarikan pajak dari jasa dan barang yang diperdagangkan.

Selain itu juga menjadi sumber penerimaan masyarakat lokal lewat penjualan suvenir.Bahkan bila sukses dan wisatawan percaya dengan pengelolaan pandemi covid-19 di Indonesia, efek domino bisa lebih jauh lagi dan berdampak ke ekonomi ke daerah sekitar, misalnya Pulau Bali.

Kendati begitu, ia menyebut yang paling penting dalam perhelatan besok adalah soal promosi yang mesti dimanfaatkan pemerintah untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menerima tamu internasional agar tak kalah saing dari jiran Thailand yang juga sudah membuka negaranya.

"Ini merupakan langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara untuk kembali mengunjungi Indonesia," kata Yusuf.

Kunci Wujudkan Mimpi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER