3. Laporkan
Setelah itu, Budi menyarankan untuk melapor ke SWI. Tujuannya, siapa tahu perusahaan tersebut bisa diproses dan masih bisa menyelamatkan dana Anda yang sudah terlanjur disetor.
Hal ini juga bertujuan agar perusahaan investasi bodong itu ditindak dan tidak merugikan lebih banyak orang lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini untuk mencegah orang lain ikut mengalami kerugian akibat aksi penipuan yang dilakukan penyelenggara investasi bodong," ungkap Budi.
Tak cuma melapor ke SWI, Andy menambahkan ada baiknya hal ini juga dilaporkan ke pihak Kepolisian. Tapi perlu diingat bahwa tindak lanjut melalui proses hukum bisa saja membuat penanangan kasus memerlukan waktu yang tak singkat.
Oleh karena itu, Anda pun harus bersiap apabila pengusutan investasi bodong ini nantinya turut menyita waktu Anda.
"Tapi bila ternyata kita merasa perlu memaksa perusahaan investasi mengembalikan dana kita dan nasabah-nasabah lain, maka tuntutan dari jalur hukum bisa dilakukan, sepanjang bukti-buktinya juga lengkap," jelas Andy.
4. Hitung Kerugian
Setelah semua dilakukan, Budi menuturkan Anda perlu melakukan kalkulasi kerugian. Hal ini untuk melihat dampak dari penipuan investasi bodong terhadap keuangan Anda.
Dampak pada keuangan bisa diukur dari kondisi keuangan sehari-hari, tabungan, dan dana darurat, apakah semuanya masih cukup atau tidak. Begitu juga dengan dana di investasi lain hingga tabungan khusus seperti dana pendidikan anak dan pensiun.
"Upayakan untuk kembali menyehatkan keuangan setelah terjadinya kerugian investasi," terang Budi.
5. Belajar dari Pengalaman
Usai keluar dari jebakan investasi bodong, Andy mengingatkan agar hal ini segera dijadikan pembelajaran. Sebisa mungkin, jangan sampai terjebak lagi.
Ke depan, jika Anda ingin berinvestasi, maka Anda perlu memeriksa legalitas perusahaan investasi, hitung kelogisan imbal hasil investasi yang ditawarkan, hingga pilih investasi yang sudah terbukti aman.
"Pahami bahwa risiko tidak bisa di-nol-kan atau dihilangkan, sekecil apapun, risiko pasti tetap ada. Prinsipnya high risk, high return harus terus dipegang," pungkasnya.