Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.346 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (1/12) sore. Mata uang Garuda melemah 14 poin atau 0,1 persen dari Rp14.332 per dolar AS pada Selasa (30/11).
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.353 per dolar AS atau melemah dari Rp14.320 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lain di Asia, seperti yen Jepang minus 0,23 persen, ringgit Malaysia minus 0,21 persen, yuan China minus 0,1 persen, peso Filipina minus 0,04 persen, dan baht Thailand minus 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dolar Hong Kong mampu menguat 0,03 persen, dolar Singapura 0,1 persen, rupee India 0,3 persen, dan won Korea Selatan 0,74 persen.
Sementara mata uang utama negara maju bergerak imbang. Sebagian menguat dari dolar AS, seperti dolar Australia 0,25 persen, rubel Rusia 0,18 perssn, dan dolar Kanada 0,06 persen.
Tapi, euro Eropa melemah 0,15 persen, franc Swiss minus 0,04 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,03 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah hari ini terjadi karena Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan percepatan kebijakan pengurangan likuiditas (tapering).
Lihat Juga : |
"Pelaku pasar mencerna tanda-tanda dari Jerome Powell," ujar Ibrahim.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti kabar terbaru dari penyebaran covid-19 varian baru, omicron asal Afrika Selatan.
Dari dalam negeri, sentimen pergerakan mata uang Garuda berasal dari kenaikan harga alias inflasi yang tinggi mencapai 0,37 persen secara bulanan per November 2021.