Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia dapat mencapai 3.686 Gigawatt (GW). Namun, pemanfaatannya masih minim.
"Pengembangan EBT didukung oleh potensi yang berlimpah diperkirakan sebesar 3.686 GW terdiri dari energi surya, angin, hidro, panas bumi, bio energi, dan laut," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dalam Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12).
Dalam pemaparannya, potensi energi surya menjadi yang terbesar yakni sebesar 3.295 GW, disusul oleh hidrogen sebesar 95 GW, bioenergi 57 GW, bayu atau air sebesar 155 GW, panas bumi sebesar 24 GW, dan laut sebesar 60 GW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, pemanfaatan energi terbarukan untuk konsumsi masyarakat dan industri masih sangat minim. Ego mengungkapkan dari potensi ribuan gigawatt, Indonesia baru menggunakan 10,89 gigawatt atau 0,3 persen.
Saat ini, energi fosil seperti batu bara masih mendominasi pasokan energi Indonesia. Dalam upaya transisi menuju energi hijau, ESDM akan mempercepat pembangunan EBT khususnya PLT Surya dan PLT Angin, pengembangan infrastruktur jaringan gas bumi, hingga peningkatan permintaan listrik dari energi fosil menjadi energi terbarukan.
Tidak hanya itu, guna memanfaatkan potensi EBT yang luas ESDM juga akan menyasar konversi penggunaan listrik di kendaraan dan kompor, pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) seperti industri dan pariwisata untuk menggunakan EBT sebagai sumber utama kelistrikan.
Lihat Juga : |
Khusus PLT Surya, Kementerian ESDM akan berfokus pada pengembangan 3 jenis yakni PLTS Atap, PLTS Terapung, dan PLTS Besar.
"Rencana PLTS terdiri atas PLTS Atap dengan target 2025 sebesar 3,61 GW, PLTS Terapung sebesar 26,65 GW, dan pada 2030 PLTS Besar dapat mencapai 4,68 GW," tutupnya.