Industri Asuransi Jiwa Raup Pendapatan Rp171,36 T per September 2021

CNN Indonesia
Rabu, 08 Des 2021 14:20 WIB
AAJI mencatat 58 anggotanya menghimpun pendapatan asuransi jiwa hingga Rp171,36 triliun per kuartal III 2021 atau melesat 38,7 persen.
AAJI mencatat 58 anggotanya menghimpun pendapatan asuransi jiwa hingga Rp171,36 triliun per kuartal III 2021 atau melesat 38,7 persen. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Industri asuransi jiwa mengantongi pendapatan sebesar Rp171,36 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. Pendapatan yang dihimpun dari 58 perusahaan anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tersebut melesat 38,7 persen, yaitu dari Rp123,55 triliun per kuartal ketiga 2020 lalu.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menerangkan pendapatan ini disumbang dari premi, yaitu Rp149,36 triliun atau tumbuh 11,5 persen dibanding Rp133,99 triliun pada periode yang sama.

Pendapatan premi terdiri dari premi baru Rp94,2 triliun yang meningkat 17,6 persen dari Rp80,13 triliun dan premi lanjutan Rp55,15 triliun yang tumbuh tipis 2,4 persen dari Rp53,87 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan ini seiring dengan kenaikan daya beli masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk mempunyai proteksi berupa asuransi jiwa di tengah pandemi covid-19," tutur Budi saat konferensi pers virtual, Rabu (8/12).

Berdasarkan jenis produk, kontribusi terbesar berasal dari produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit link mencapai 62,5 persen dari total premi. Nilainya Rp93,31 triliun atau merangkak 9 persen dari Rp85,57 triliun.

Sisanya 37,5 persen berasal dari premi produk asuransi tradisional senilai Rp56,04 triliun atau meroket 15,7 persen dari Rp48,43 triliun.

Berdasarkan kanal distribusi, kontribusi premi paling besar berasal dari bancassurance sebesar 47,1 persen, agen 29,1 persen, dan alternatif distribusi 23,8 persen.

"Porsi terbesar masih dari bancassurance," imbuhnya.

Tercatat, premi dari bancassurance mencapai Rp70,34 triliun atau tumbuh 11,8 persen dari Rp62,91 triliun. Sementara, premi dari agen Rp43,51 triliun atau turun 10,1 persen dari Rp48,38 triliun.

Sedangkan, premi dari alternatif distribusi Rp35,5 triliun atau naik 56,3 persen dari Rp22,71 triliun. Pertumbuhan premi dari alternatif distribusi utamanya karena penjualan langsung yang meningkat 119 persen.

"Pertumbuhan ini karena kerja sama antara industri keuangan non-bank dengan non-iknb, e-commerce, hingga telemarketing," jelasnya.

Sejalan dengan pendapatan yang meningkat, nilai aset industri asuransi jiwa juga ikut terkerek 5,7 persen dari Rp515,59 triliun menjadi Rp544,8 triliun. Menurutnya, hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi dan pasar keuangan di Indonesia, meski masih diselimuti pandemi covid-19.

"Terlihat juga dari IHSG kita yang mulai membaik," ucapnya.

Tidak cuma aset, cadangan teknis industri juga meningkat 1,5 persen dari Rp397,53 triliun menjadi Rp403,56 triliun. "Peningkatan cadangan teknis merupakan langkah perusahaan untuk memenuhi janji kepada pemegang polis dalam pembayaran klaim ke depan," terang dia.

Sebaliknya, realisasi pembayaran klaim industri asuransi jiwa justru turun 2 persen dari Rp109,63 triliun menjadi Rp107,45 triliun pada kuartal III 2021. Kendati demikian, Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan para perusahaan tetap berkomitmen membayar klaim dari para pemegang polis.

"Kondisi pandemi masuk dalam pengecualian klaim, tapi industri asuransi jiwa tetap komitmen membayar klaim terkait covid-19," kata Nini pada kesempatan yang sama.

Tercatat, realisasi pembayaran klaim terkait covid-19 mencapai Rp7,36 triliun. Di sisi lain, AAJI turut mencatat realisasi pembayaran klaim meninggal dunia meroket 65,7 persen dari Rp8,8 triliun menjadi Rp14,58 triliun. Sementara pembayaran klaim kesehatan naik 43,6 persen dari Rp3,35 triliun menjadi Rp4,48 triliun.

Untuk total jumlah tertanggung, AAJI mencatat ada 63,53 juta jiwa atau meningkat 5,3 persen dari 60,31 juta jiwa. Terdiri dari tertanggung perorangan 19,45 juta jiwa atau naik 14 persen dari 17,06 juta jiwa dan kumpulan 44,07 juta jiwa atau tumbuh 1,9 persen dari 43,25 juta jiwa.

Investasi Meningkat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER