Bank Mantap Sediakan Produk Reksa Dana bagi ASN sampai Mahasiswa
Bank Mandiri Taspen ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Pasar Modal sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana. Pada saat bersamaan, juga OJK Pengawas Perbankan untuk izin Produk dan Aktivitas Baru Agen Penjual Efek Reksa Dana yang bekerja sama dengan PT Trimegah Asset Management selaku manajer investasi.
Nantinya, Bank Mandiri Taspen dan PT Trimegah Asset Management akan mengadakan pemasaran dan penjualan Reksa Dana Pasar Uang, yaitu Reksa Dana TRIM Kas 2. Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen, Maswar, menyampaikan optimisme bahwa penjualan reksa dana akan sukses.
Pasalnya, penjualan reksa dana memiliki beragam lapisan pasar, serta kemudahan biaya minimal yang mudah diakses oleh setiap orang. Maswar mengatakan, perseroan akan menyasar nasabah eksisting, Aparatur Sipil Negara (ASN) usia produktif, karyawan pra pensiun, karyawan dari perusahaan dana pensiun yang payroll di Bank Mandiri Taspen, serta mahasiswa.
Adapun produk reksa dana TRIM Kas 2 yang ditawarkan dipastikan terjangkau, yakni dengan nominal minimal Rp50 ribu, dengan mekanisme pembelian secara lumpsum maupun installment (berkala).
"Saat ini tiga Kantor Cabang (KC) sebagai pilot project penjualan Reksa Dana yaitu KC Jakarta Proklamasi, KC Surabaya serta KC Makassar. Di tahun 2022, perseroan akan bekerja sama dengan Manajer Investasi lainnya agar produk semakin bervariatif," ujar Maswar.
Perkembangan Bank Mandiri Taspen di Tengah Pandemi
Direktur Finance, Risk & Operation Atta Alva Wanggai menambahkan, kinerja Bank Mandiri Taspen terpantau terus berkembang meski di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu buktinya, mencatatkan laba bersih sebesar Rp467,3 miliar pada kuartal III/2021, atau naik 43,7 persen dari tahun lalu, dengan Return on Asset (ROA) 2,36 persen tumbuh 31 basis points (bps) dan Return on Equality (ROE) 17,47 persen tumbuh 87 bps.
Atta menyebut, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh rasio dana murah atau CASA yang meningkat sebesar 47,8 persen per 30 September 2021 dengan baki debet Rp6,53 triliun. Selain itu, perseroan tercatat memiliki total aset sebesar Rp43,77 triliun, meningkat dari posisi akhir November 2020 sebesar Rp32,61 triliun.
Untuk itu, Atta optimis bahwa pihaknya akan mampu menjaga kinerja sesuai rencana yang ditetapkan sampai akhir 2021.
"Komitmen kami selama era ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 tak luntur. Kami akan selalu memberikan dukungan bagi para nasabah maupun masyarakat secara umum khususnya para pensiunan untuk tetap berkarya menghidupkan aktivitas perkenomian," tutur Atta.
(rea)