Didepak AS, China Mobile Dapat Lampu Hijau Listing di Bursa Shanghai

CNN Indonesia
Rabu, 15 Des 2021 06:33 WIB
China Mobile bakal melantai di bursa saham Shanghai usai keluar dari bursa saham New York.
China Mobile bakal melantai di bursa saham Shanghai usai keluar dari bursa saham New York. Ilustrasi. (AFP/STR).
Jakarta, CNN Indonesia --

China Mobile mendapat lampu hijau untuk segera melantai di bursa saham Shanghai. Hal itu terjadi setelah perusahaan telekomunikasi pelat merah itu delisting dari bursa saham New York.

Pada Senin (13/12) kemarin, China Mobile mengatakan dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong, tempat ia juga berdagang, bahwa pihaknya telah menerima persetujuan dari Komisi Pengaturan Sekuritas China untuk melanjutkan penjualan saham.

Belum jelas kapan dan berapa banyak uang yang berusaha dikumpulkan oleh China Mobile di bursa Shanghai. Namun, perusahaan mengatakan berencana untuk menerbitkan 845,7 juta saham.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan harga penutupan saham di Hong Kong pada awal pekan ini, langkah tersebut akan membuat perusahaan meraup 39,16 miliar yuan atau setara Rp88,17 triliun (kurs Rp2.251 per yuan).

Dilansir dari CNN Business, nantinya dana yang terkumpul akan digunakan perusahaan untuk membangun infrastruktur 5G, cloud, dan proyek 'rumah pintar'.

China Mobile sangat penting bagi ambisi teknologi tinggi China untuk memenangkan perlombaan global dalam layanan 5G. Negara tersebut ingin melipatgandakan jumlah base transceiver station (BTS) 5G yang dimilikinya di 2025 mendatang.

Dalam prospektusnya, perusahaan akan menggunakan sekitar separuh dari raihan dana untuk rencana pengembangan 5G. Perusahaan menargetkan untuk membangun setidaknya 500 ribu BTS 5G pada 2022.

Sebelumnya, China Mobile dan dua perusahaan telekomunikasi milik negara lainnya yakni China Telecom dan China Unicom dipaksa untuk keluar dari Bursa Efek New York pada Januari 2021 lalu.

Hal tersebut terjadi setelah pemerintahan Trump melarang investasi Amerika Serikat (AS) di perusahaan-perusahaan yang terkait dengan militer China. Selanjutnya Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada Juni yang memperluas larangan tersebut.

Kepala China Mobile Yang Jie mengatakan pada Agustus lalu bahwa listing di China daratan akan mempromosikan pengembangan perusahaan.

"Karena customer market kita pada dasarnya di China, kalau kita kembali, pasar modal dan customer market akan benar-benar cocok," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER